Mohon tunggu...
kodar akbar
kodar akbar Mohon Tunggu... Musisi - penikmat musik tradisional dan musik anak

sedikit bicara banyak berkerja

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Proses Persepsi dan Memori pada Kognitif Anak

21 Februari 2019   18:50 Diperbarui: 21 Februari 2019   19:13 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan presepsi


Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Indera mengingatkan individu akan bahaya serta memberikan informasi yang membutuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa dan mengantisipasi masa depan. 

Proses memahami informasi tentang dunia atau lingkungan inilah yang disebut dengan presepsi. Jadi, presepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang di alami oleh setiap individu dalam memahami informasi yang datang datang dari lingkungan melalui inderanya.

Presepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkugannya, bagaimana ia mengerti dan menginterprestasikan stimulus yang ada di lingkunganya. Setelah individu menginderakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses hasil penginderaan itu sehingga timbullah makna tentang objek itu pada dirinya yang di namakan presepsi.

Menurut pandangan kontenporer, presepsi berkembang melalui proses secara bertahap sejak bayi baru lahir hingga meninggal. Sejumlah hasil penelitian terbaru tentang perkembangan persepsi bayi menunjukan bahwa kemampuan-kemampuan persepsi bayi telah berkembang sejak awal-awal kehidupannya.

Perkembangan memori

Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi  yang ia terima terima sepanjang waktu. Tanpa memori, idividu mustahil dapat merekflesikan dirinya sendiri, karena pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan, yang hanya dapat terlaksana dengan memori.

Penelitian Dr.Seuss memberi petunjuk betapa janin dalam kandungan telah memiliki kemampuan mengingat dan menyimpan informasi dalam memorinya. 

Dr.Seuss mencoba memperdengarkan kepada janin yang ada dalam kandungan sebuah cerita. Kemudian setelah janin itu lahir kembali diperdengarkan cerita tersebut kepadanya. 

Hasilnya, ternyata bayi tersebut dapat segera mengenali cerita yang pernah didengarnya ketika masih dalam kandungan dan memberikan respon yang berbeda dengan bayi yang sebelum kelahirannya tidak pernah diperdengarkan cerita tersebut. Ini merupakan salah satu bukti betapa kemampuan memori bayi telah berkembang jauh lebih awal yakni sejak dari dalam kandungan.

Sejumlah peneliti juga telah membuktikan bahwa bayi sejak awal telah memiliki kemampuan mengingat. Carolyn Rovee-Collier menemukan bahwa memori bayi yang berusia 2,5 bulan telah terinci secara luar biasa. Penelitian Grunwald bahwa bayi umur 3 bulan telah memiliki kemampuan menyimpan memori (Santrock, 1995).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun