Piringan hitam tergantikan oleh teknologi casette tape atau kaset pita pada tahun 1962 ketika teknologi kaset pita pertama kali diperkenalkan oleh Phillips. Kaset pita menawarkan durasi rekaman yang lebih lama dan kemudahan dalam memutar dan membawanya kemanapun.
Kaset pita dengan cepat menguasai pasar karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh piringan hitam. Namun penciptaan kaset pita tidak bertujuan untuk menggantikan piringan hitam, melainkan sebagai komplemen atas piringan hitam.Â
Orang yang menginginkan kemudahan dalam membawa rekaman akan menggunakan kaset pita dan orang yang menginginkan kualitas audio yang sudah terbukti kualitasnya akan menggunakan piringan hitam. Kemudian pada tahun 1985 penjualan kaset pita sudah menyalip penjualan piringan hitam.
Lalu di tahun 1982, Phillips bekerja sama dengan Sony menciptakan teknologi yang dimaksudkan untuk menggantikan piringan hitam secara sepenuhnya, yaitu Compact Disc (CD).Â
CD merupakan format digital yang bekerja dengan mengubah sinyal analog dari alat penangkap suara seperti mikrofon menggunakan analog-to-digtal converter (ADC) dan merepresentasikan frekuensi suara dan amplitudonya menggunakan angka 1 dan 0 atau biasa disebut kode biner. Untuk mendengarkan audio digital, kode biner yang sudah direkam akan diubah kembali menjadi sinyal analog menggunakan digital-to-analog converter (DAC) untuk kemudian dikirimkan ke perangkat speaker untuk diubah menjadi gelombang suara.
CD menawarkan durasi yang lebih panjang dan bentuk yang lebih ringkas daripada piringan hitam dan kaset pita. Teknologi CD ini berkembang dengan sangat cepat dan menjadi sangat besar, hal ini dapat dilihat dari grafik penjualan piringan hitam, kaset pita, dan CD:
Dapat dilihat bahwa penjualan CD pada puncak tertingginya mengalahkan piringan hitam dan kaset pita. Teknologi CD yang jauh lebih mudah untuk digunakan dan proses manufaktur yang lebih mudah membuatnya digandrungi masyarakat dan produsen CD. Dengan itu teknologi terdahulu dengan cepat ditinggalkan begitu saja.
Namun, perkembangan teknologi penyimpanan audio tidak berhenti disitu saja. Produsen-produsen besar terus mencari cara untuk semakin memudahkan cara mendengarkan musik kepada masyarakat.Â
Pada tahun 1999, dunia diperkenalkan pada teknologi terbaru bernama music streaming yang menggantikan penyimpanan audio secara fisik dengan streaming secara online.Â
Kemunculan teknologi streaming juga dibarengi dengan naiknya penggunaan komputer, internet, dan perangkat telepon genggam, masyarakat yang telah memiliki perangkat-perangkat tersebut dapat langsung mencoba music streaming, dengan itu teknologi streaming dengan cepat dikenal dan dipakai oleh banyak masyarakat di dunia.Â