Beberapa hari kemudian, ada tetangga sedang ngerujak. Saya girang sekali ikut gabung. Saya pilih mangga mudanya. Krues-krues, enak sekali rasanya saat menggigitnya.
Saya tidak berpikiran hamil, karena belum lewat waktu haid saya. Saya ingat,  baru seminggu atau delapan hari  berhubungan intim dari masa subur. Enggak mungkinlah langsung 'jadi'  pikir saya. Anehnya saya mual-mual, badan rasanya seperti masuk angin.
Saya berpikir maagh saya kambuh. Saya ke dokter umum yang praktek dekat rumah.Â
"Kemungkinan maagh, mungkin juga hamil. Nanti di-tespack aja, kalau saat haid, tapi belum haid", kata dokter itu.
Benar saja, ternyata saya hamil. Senang campur kaget.
Kok, saya sudah mengalami perubahan emosional, padahal baru jarak 1 minggu dari pembuahan.
Informasi yang saya dapat dari sebuah majalah, ternyata, seminggu atau sepuluh hari dari pembuahan, sudah menyebabkan perubahan hormon pada ibu hamil.Â
Itulah sebabnya, tiba-tiba terjadi perubahan emosi pada diri saya. Dan itu membuat saya tidak nyaman, menimbulkan masalah pada pasangan. Apalagi itu pengalaman hamil anak pertama.
Andai saja saya tahu informasi mengenai kehamilan sehat ini sejak dulu, mungkin hari-hari yang saya lalui  saat hamil anak pertama hingga anak bungsu akan lebih siap. Tentu saya akan menjalani kehamilan lebih sehat, bahagia, dan sejahtera. Sayangnya saya mendapat informasinya, baru- baru ini.
Saya  hamil anak pertama, pada tahun 2003, hamil anak ke-2, pada tahun 2006. Hamil anak bungsu pada tahun 2013. Pada waktu itu, saya sih rajin mencari informasi mengenai kehamilan lewat majalah atau berita di televisi.
Namun begitu, informasi yang saya dapat, tidak selengkap dan sedetail apa yang saya dengar dan saksikan langsung.Â