"La Nyalla itu sudah terjerumus di sepak bola. Dia ingin melanjutkan perjuangannya, makanya La Nyalla sangat mudah terpilih kembali menjadi ketua umum. Sebab, semua anggota PSSI dan pemilik suara tahu kredibilitas beliau,"
"Dia mengeluarkan semua uang pribadinya untuk sepak bola. Membiayai pegawai, membiayai persiapan Timnas, dari junior sampai senior, membiayai klub-klub sudah tidak terhitung nominalnya. Tapi kenapa dijegal," Statement dari Djamal ketika wawancara dengan liputan6.
Nah pertanyaan mendasar adalah sebenarnya bagaimana tatakelola sepak bola kita kenapa harus ada personal yang harus sampai mengorbankan diri untuk PSSI? bagaimana dengan sepak bola industri apakah PSSI tidak ada progam untuk hal itu?.Pertanyaan kembali bergulir semakin keras tentang keuangan PSSI sebenarnya seperti apa yang tentu publik ingin mengetahui. Apakah PSSI tidak provit atau malah merugi lalu kenapa masih terus berikukuh untuk tidak mau diganti?
Nah, kenapa kita tidak memberi kesempatan bagi tim transisi menpora untuk menciptakan sistem PSSI yang sehat?. Mereka belum bekerja namun banyak yang sudah menyudutkan dan mempermasalahkan. Apa harus pengurus PSSI untuk tombok lagi kami selaku pengamat sepakbola sejatinya prihatin jika harus terus seperti ini. Seharusnya memang malah justru personal PSSI itu mendapat gaji bukan malah tombok.
Kelompok supporter seluruh Indonesia kini sudah membuka mata untuk mendorong klubnya untuk lebih percayadiri mengikuti langkah sepak bola baru. Mereka siap untuk mengawal tim transisi menpora menjalankan roda kompetisi dan tim nasional. Inilah semangat supporter cerdas Indonesia, bersatu untuk sepak bola Indonesia yang baru dan lebih sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H