Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Restorasi Film 3 Dara: Kosongkan Apa yang Penuh Isi Apa yang Kosong

12 Agustus 2016   19:13 Diperbarui: 12 Agustus 2016   19:44 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Kosongkan apa yang penuh isi apa yang kosong "

Potongan kalimat sederhana namun begitu menginspirasiku, kalimat ini bukan berada di dalam cuplikan tayangan film 3 dara akan tetapi justru film ini ada di penggalan kata yang di ucapkan oleh Letnan Dieter pada skuel terakhir dalam film Rescue Dawn, potongan kalimat pendek ini begitu dalam arti filosofinya.

Jika di telaah dari luasnya makna, di sini aku pribadi memaknai jika untuk menambah kapasitas diri maka jadikan dirimu sebagai gelas kosong, mengapa harus begitu ? karena menjadi orang yang tidak tahu apa-apa di tengah begitu banyaknya orang pintar itu adalah trick yang aku pelajari. Tidak tahu apa-apa bukan berarti bodoh pada segalanya. akan tetapi tidak tahu apa-apa  justru sebaliknya tersimpan begitu banyak kekayaan ilmu di baliknya, tidak apa-apa terlihat bodoh di antara begitu sekian banyak orang akan tetapi untuk mencapai tujuan yang amat besar yaitu menambah kapasitas kita sendiri.

Tiga Dara (dokpri)
Tiga Dara (dokpri)
Lalu apa relevansi dari judul artikel yang aku tulis di atas dengan Restorasi Film 3 Dara yang menjadi even perhelatan komunitas Planet Kenthir kali ini. Sederhana relevansinya, tulis apapun yang kamu tangkap akan penayangan Film 3 Dara, kemudian publish di media Kompasiana untuk di jadikan konsumsi banyak pembaca. Dari yang benar-benar tidak tahu hingga akhirnya sedikit tahu dan tahu sebanyak-banyaknya.

Mungkin akan begitu ada  banyak pertanyaan yang berkeliaran di dalam batok kepala kita, tulisan seperti apa yang layak menjadi konsumsi banyak pembaca dan menyenangkan ke 3 juri untuk membaca dan memperdebatkannya, sebelum aku mengupas penulisan seperti apa dari sisi kaca mataku yang notabenenya sebagai orang sastra kontemporer aku hanya ingin sejenak memberitahukan jika event ini begitu luar biasa, bagaimana tidak luar biasa...ini adalah apresiasi besar yang pernah di hasilkan oleh anak bangsa...dan sebagai generasi muda kita berkewajiban untuk menghargai segala bentuk yang namanya karya dan prestasi, ada banyak jejak-jejak sejarah pada film ini, meski pada dasarnya film ini rilis di saat aku secara pribadipun belum hadir sebagai penikmatnya, bukankah karena faktor ini justru yang menunjukan jika sesungguhnya bangsa kita dahulupun sudah begitu amat keren dengan segala prestasinya.

ticket (dokpri)
ticket (dokpri)
Ada beberapa wacana yang ingin aku sampaikan, jangan jadikan diri kita seperti katak dalam tempurung, mengapa aku katakan demikian? Menulis resensi atau artikel untuk event Restorasi Film 3 dara jangan di jadikan keterkungkungan, begini maksudnya...ketika kita sudah memutuskan untuk mengikuti event ini jangan jadikan alasan bahwa untuk mengapreasiasi harus melihat langsung filmnya di bioskop-bioskop yang menayangkannya, buatku sebagai seorang juri yang di tunjuk aku memberikan wewenang siapapun boleh mengikuti tanpa harus melihat secara langsung di bioskop namun dengan catatan ada  begitu banyak halangan di mana memang kita tidak mungkin bisa untuk melihatnya, seperti halnya ketika kita tinggal di Luar negeri, di tengah hutan atau kondisi sedang sakit dan memang benar-benar tidak mampu untuk datang ke bioskop, siapapun boleh ikut dan menghasilakan karya, baik orang miskin, cacat atau orang-orang yang hidup jauh dari komunitas, dan apreasiasikan karya besar anak bangsa ini dengan penuh kebanggaan dan tidak ada keterbatasan dalam pengolahan kekayaan imajinasi dan kekayaan kosa kata kita dalam dunia penulisan, imajinasikan apa yang di lihat,di rasa,dan yang akan di hasilkan.

Seorang penulis hebat tidak harus melihat  dan berada di suatu tempat untuk menghasilkan karya hebat, ada begitu banyak penulis-penulis hebat dan besar justru mampu melahirkan  karya yang luar biasa di balik keterbatasan dia dengan hanya mengandalkan imajinasi dan kejujuran diri...dan tulisan yang jujur justru akan mampu menghidupkan ruhnya sendiri...

Dan aku sebagai penikmat keindahan berbahasa, aku tunggu karya-karya hebat dari penulis-penulis hebat media Kompasiana, buktikan jika memang ada mutiara terpendam di dalam diri kalian dan yakinkan aku jika sesungguhnya kalian layak untuk ku panggil writer.

Film Tiga Dara mampu menggelitikku untuk rasa keingintahuanku bagaimana Indonesia tempo dahulu, jejak-jejak sejarah pasca kemerdekaan masih terlihat jelas, dan kehidupan masyarakat dahulu  seperti apa itu yang menjadikan alasanku untuk kembali menikmati hasil karya anak bangsa ini.

Berhubung waktu sudah mendekati aku harus memasuki ruangan untuk menikmati film yang akan segera tayang maka aku sudahi dahulu catatan ranselku kali ini, aku tunggu karya-karya kalian para penulis-penulis muda berbakat untuk berseluncur dalam permainan olah kata dan memanjakan kami semua pada event kali ini...

Salam hangat dari saya,

Kazimi yu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun