Layaknya pagi seperti matahari kali iniÂ
Hangat, begitupun ketika dini hari kau tuangkan secangkir kopi manis ke dalam cangkir lurik biru Â
Pada tangkainya ku pegang erat seakan ingin ku katakan jika pagi ini milikkuÂ
Hmmm...indera penciumku bergerak cepat saat aroma robusta arrabica tercium kuat aromanya, kopi kali ini bercampur wangi tanah, tanah yang kita makan , tanah kita yang kaya tetapi terjajahÂ
Mari kita berkemas...dan segera bergegasÂ
Sebelum matahari keburu menghilang dan kita akan mengeluh kemudian mengatakan " aku lelah sayang hingga  kan ku ujinkan kali ini matahari berpulang lebih awal"
lihatlah semua segera beranjak menjauh namun seakan kita hanya berputar di sisian
Layaknya pada hari yang enggan mendengar janji-janji
Aku tidak pernah tahu dan paham akan arti sebuah perayaan, tetapi aku selalu terharu ketika semua orang bahkan kamu datang lalu mengucapkan selamat hari jadi di mana aku tidak mampu berpikir dan berkata apa-apa
Kamu dengan segala pesona dan keterbatasanmuÂ
Kamu yang aku cintai dengan pemahaman yang patah-patah