Mohon tunggu...
kazimi yu
kazimi yu Mohon Tunggu... WRITER AND ENTERPRENEUR -

Jemari dan ujung penaku adalah satu-satunya cara untuk mendekapmu ketika rinduku sudah membuncah...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Merekam Langit New York

18 Juni 2016   13:02 Diperbarui: 19 Juni 2016   19:07 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Seringkali aku lupa cara tersenyum bukan karena gulita hidupku, tetapi karena kurangnya syukurku. Bahagia akan menjadi begitu mahal ketika kita melupakan hal-hal yang kecil dan seringkali udara menjadi begitu pengap bukan karena jendelaku terkunci akan tetapi karena aku enggan membukanya dan menghirup udara pagi dan membiarkannya melewati paru-paru diafragmaku dengan rasa syukur "

"Next your destination New York!!!" tulisan singkat di atas notes kecil itu mendarat tepat di hadapanku... Aku melirik dengan bola mata tanda tanya, dan kurasakan sosok tegap dan begitu besar berdiri tepat di hadapanku, ku tengadakan kepalaku dan melihat sosok itu yang mengedipkan mata sambil tersenyum mengisyatkan sesuatu..."Tapi dengan berapa tim...??" pertanyaan datarku, dan dia mengacungkan satu jari telunjuk "Hahh...berdua dengan aku" spontanku terkejut dan dia hanya mengangguk kecil sambil tersenyum gila dan berlenggang meninggalkan mejaku.

Setelah hampir 1 bulan lebih mengurus visa dan lainnyaa selesai sudah persiapan perjalanan ke USA. Cengkareng aku sapa dengan kesederhanaanya, dan kali ini kenikmatan ANA Airlines menerbangkanku menuju Narita International Airport di Jepang, tempat pertama kali aku harus transit sebelum over maskapai untuk menuju New York sempat delay beberapa jam di Narita.

Akhirnya United Airlines pesawat maskapai Amerika siap menerbangkanku. Konon beberapa waktu yang lalu sebelumnya maskapai United Airlines adalah maskapai di mana dulu salah satu pesawatnya ada yang di bajak dan menabrak gedung tower selatan Word Trade Center yang fenomenal itu.

Jejak basah New York akhirnya menyapaku setelah 15 jam penerbangan di tambah delay saat transit.

Tuhan tidak akan pernah memberikan suatu kesempatan tanpa ada suatu alasan di baliknya, dan aku percaya semua apa yang aku dapatkan karena hasil kerja keras di mana ada suatu goal yang menjadi tujuan hidupku, seperti halnya New York, bukan impian sederhana atau kebanyakan bahkan aku terlihat begitu bodoh tenggelam di balik menjulangnya gedung-gedung pencakar langit yang membuatku seolah terlihat bodoh.

Memasuki Amerika tidak semudah dengan negara-negara yang aku kunjungi sebelumnya, pasca tragedi di pesawat Unites Airlines menjadikan semua hal menjadi ketat..sebelum menuju New York kami mendarat di San Fransisco dan harus melewati custom clearance dan proses ini hampir memakan waktu 1 jam dan banyak terlihat antrian untuk melakukannya. 

Proses ini merupakan proses pemretelan bagi setiap calon pendatang yang akan masuk ke USA, ini semua di lakukan pemerintahan USA untuk menjaga tingkat keamanan dan pertahanan.

Setelah melewati proses tersebut kami harusnya segera melanjutkan ke Newark (New Jersey) sebelum menuju New York akan tetapi ternyata perjalanan menuju Newark kami telah ketinggalan dan akan ada lagi kebernagkatan setelah menunggu beberapa jam akhirnya kami putuskan untuk mengintip San fransisco sambil menunggu selama 10 jam keberangkatan kami menuju Newark. 

Kami berdua keluar dari airport dan naik dengan mengunakan BART (Bay area rapid transit) merupakan kereta yang melayani sepanjang daerah teluk di San Fransisco dan sekitarnya termasuk Oakland, Richmond, Barkeley dll.

udon mie jepang sebesar pensil (dokpri)
udon mie jepang sebesar pensil (dokpri)
Di San Fransisco ini terkenal dengan Golden Gate Bridge dan Pulau Alcatraz, akan tetapi kami berdua tidak sempat mengunjunginya di karenakan waktu 10 jam kami tidak akan mungkin cukup, dan kami berdua memutuskan ke Down town San Fransisco dengan menggunakan Bart menuju stasiun Embar Cardero di mana stasiun ini dekat dengan pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun