 [caption caption="dokumentasi pribadi"][/caption]
Jogja kembali memikat dunia, tepat 27 mei 2016 Jogja kembali hadir mengukuhkan dirinya dengan ikon sebagai bagian dari kota seni di mata dunia dan indonesia.
Hari itu Jogja akan kembali di penuhi karya-karya seni kontemporer dari 74 seniman yang ada di Indonesia dan dari manca negara, anak-anak bangsa yang memiliki talenta kembali menunjukan di mata dunia jika Indonesia memiliki generasi seniman-seniman yang tinggi akan sense dan sentuhan akan maha karya
Acara yang dibuka oleh Kementrian Pariwisata dan tampak di hadiri beberapa pejabat pemerintahan seperti Adiyaksa dault dan Sri sultan hamengku buwono di buka dengan begitu meriah dan antusias yang luar biasa oleh masyarakat pecinta seni di jogja juga luar jogja dan wisatawan asing dari manca negara
Event yang mengambil tajuk dengan tema ARTJOG 9 merupakan gawe anak negeri yang sudah di selenggarakan sebanyak 9kali , event yang biasanya di selenggarakan di Taman budaya seni nasional kini untuk pertama kalinya di selenggarakan di JNM Jogja Nasional Musium Seperti apa yang di sampaikan oleh Heri Pemad sang penyelenggara event, jika Artjog kali ini begitu istimewa, ada banyak filosofi di balik angka 9, angka yang merupakan angka tertinggi dari sistem numeral dasar. Ada harapan atas pencapaian dan prestasi yang di raih hingga sejauh kini.
Â
[caption caption="dokumentasi pribadi"]
Makna spiritual dari angka ' sembilan ' adalah kekuatan intelektual dan semangat untuk selalu melakukan inovasi.
Hal ini juga di harapkan dapat mendorong kita kembali untuk dapat mengenali potensi diri kita dan memperluas daya jangkuannya hingga ke dunia luar agar turut memberi perubahan positif.
Apa yang di pahami sebagai kebudayaan global atau universal tentu tidak hadir secara tiba-tiba tetapi di motivasi oleh berbagai hal yang kompleks dan mensejarah. Disamping itu universalitas juga memiliki pengaruh akan politik, ekonomi,sosial dan tatanan budaya akan bangsa.
Tidak hanya di pandang sebagai karya seni kehadiran ArtJog juga " dihormati " di mata duniaÂ