[caption id="attachment_355624" align="aligncenter" width="300" caption="erdi-sumut.blogspot.com"][/caption]
Sebelumnya kita harus menjawab, apa tujuan seseorang menikah? Sebenarnya jawabannya sederhana, tapi hal ini akan memberikan implikasi yang rumit dikemudian hari jika tidak diketahui, khususnya bagi wanita. Jawaban yang penulis pikirkan sebagai seorang pria adalah untuk menghalalkan ‘hubungan’ antara pasangan. Maka akan sangat aneh jika ditemukan wanita yang tidak mau melayani suaminya.
Fenomena tersebut terjadi di dekat ibukota Sanaa, Yaman. Diberitakan melalui Dream.co.id , si istri gugat cerai lantaran suami minta ‘dilayani’ terus. Permintaan ‘layanan’ bahkan sampai tujuh kali dalam sehari. O_o
Lucu, tapi ini bukan lelucon. Jika istri tidak bisa melayani dikarenakan ada gangguan kejiwaan, semacam trauma, mungkin masih dalam kewajaran dan akan berangsur sembuh dalam pengobatan. Tetapi kasus diatas berbeda, itu menunjukkan ketidaksiapan mental yang lebih dominan menuju pembangkangan. Wanita ini seperti tidak paham apa hak suami atas istri. Jika hal ini terjadi, maka anda belum siap untuk menikah!
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang suami mengajak istrinya untuk berhubungan badan, lalu si istri menolak sehingga malam itu suaminya jengkel terhadapnya, maka si istri dilaknat oleh para malaikat hingga menjelang pagi.” {Muslim 4/157}
Melayani kebutuhan suami adalah konsekuensi menjadi istri, terlebih dalam hubungan intim. Mereka yang menolak seharusnya belum layak untuk menikah, namun jika tetap ingin menolak ‘ajakan’, maka gunakanlah kalimat yang halus, yang sekiranya tidak membuat kesal suami. Maka alangkah baiknya mereka yang mau melakukan ikatan suami-istri untuk mengetahui hak dan kewajiban mereka pasca menikah dan komitmen padanya.
Cheers kompasianers
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H