Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Vasektomi: di Antara Keberpihakan terhadap Perempuan dan Ego Laki-Laki

23 September 2024   06:30 Diperbarui: 23 September 2024   14:29 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang perempuan hendak memberitahu pasangannya lewat alat tes kehamilan. (Foto oleh Nataliya Vaitkevich | Sumber Pexels.com) 

Ilustrasi kondom sebagai salah alat kontrasepsi bagi laki-laki. (Foto oleh Nataliya Vaitkevich | Sumber Pexels.com) 
Ilustrasi kondom sebagai salah alat kontrasepsi bagi laki-laki. (Foto oleh Nataliya Vaitkevich | Sumber Pexels.com) 

Prosedur medis ini menurut kajian ilmiah sangat efektif mencegah kehamilan 99% dibandingkan penggunaan kondom.

Data World Contraceptive User vasektomi di Indonesia tak lebih 1% dari kurun waktu 1973-2018 sedangkan menurut data terbaru Survei Kesehatan Indonesia hanya 0,2 % pasangan di Indonesia yang bersedia menjalani prosedur vasektomi.

Mindset di masyarakat bisa dikatakan yang menjadi penyebab mengapa vasektomi tidak populer seperti bisa terkena kanker prostat, disfungsi ereksi dan ejakulasi dini. Padahal semuanya tidak benar. 

Disari dari website BKKBN, vasektomi justru tidak menganggu hormon laki-laki sehingga tidak akan menurunkan gairah seks dan kemampuan orgasme (ereksi) pada laki-laki. 

Ini (baca: penggunaan kontrasepsi) justru bertolak belakang dengan perempuan (gangguan hormon atau malah mengganggu siklus haid). 

Namun, meskipun demikian, ada satu hal yang agak tidak mengenakkan, vasektomi bukan sembarang kontrasepsi, vasektomi yang diperkenalkan sejak tahun 1970 tersebut bersifat permanen; 

sekali melakukannya maka mengembalikannya ke keadaan semula sangat kecil (baca: ingin memiliki anak lagi). 

Oleh karenanya sebelum memutuskan melakukan vasektomi haruslah dipikirkan secara matang.

***

Vasektomi—selalu—menimbulkan kontroversi.

Ini juga yang memantik ribut-ribut di linimasa X (Twitter) beberapa hari yang lalu (hook di awal tulisan berangkat dari kontroversi di X). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun