Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Digdaya Bahasa Jepang bagi Pekerja Asing

16 September 2024   06:08 Diperbarui: 16 September 2024   20:48 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hiruk pikuk di sebuah jalan di Jepang saat jam pulang kerja. (Credit by Christiano Sinisterra | Source Pexels.com) 

Magnet itu adalah Jepang. 

Tidak terlalu berlebihan menganalogikan Jepang demikian. 

Meski pertumbuhan ekonomi Jepang bisa dikatakan mandek sejak tiga puluh tahun terakhir—dan Yen terkoreksi melemah terhadap Dollar AS di tahun ini (bahkan terendah sejak 1986), tak menyurutkan niat calon para pekerja asing yang ingin bekerja di Jepang.

***

Berkaca pada populasi. 

Menurunnya jumlah tingkat kelahiran di Jepang dan semakin berkurangnya orang dengan usia kerja produktif (baca: akibat kematian) memaksa Jepang untuk terbuka terhadap para pekerja dari negara lain.

Berkaca pada hal itu, proyeksi kebutuhan akan tenaga kerja di Jepang tahun 2040 mencapai lebih dari 6 juta jiwa pekerja asing. Para pekerja ini akan mengisi pos-pos bidang kerja baik sektor formal atau informal di Jepang.

Sekadar informasi, beberapa dekade lalu, Jepang termasuk negara yang sangat tertutup terhadap para pekerja dari luar negara mereka.

Jepang dan aturan negaranya.

Di mana bumi dipijak di situ langit di junjung.

Rasanya peribahasa di atas sangat relevan sebagai sikap menghargai ketika kita menjejakkan kaki di luar dari tempat kita sebelumnya. Termasuk ketika berada di negara orang.

Jepang sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi kultur dan budaya, pun melakukan hal yang sama terhadap orang dari negara lain yang berada di negara mereka—dan bagi pekerja asing yang ingin bekerja di negara Jepang pakem "aturan tuan rumah yang berlaku bukan aturan tamu" adalah sesuatu yang sepertinya sulit untuk ditawar.

Baca juga:

Beberapa Diskursus di Antara Para Pembaca Buku

Konservatif dalam berbahasa asing, bagian mengekslusifkan diri? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun