***
Perjalanan berkabung tiap orang berbeda saat ditinggalkan seseorang tapi merayakan kehilangan akan membuatnya terdengar tidak menyedihkan.
Ini yang coba disiratkan oleh Sal Priadi, musisi sekaligus pencipta lagu Gala Bunga Matahari yang video klipnya sendiri baru saya sadari dibawakan dengan apik oleh Gempi, anak perempuan semata wayang Gisella Anastasia dan Gading Marten yang beradu peran dengan Landung Simatupang.Â
Saya sempat kurang ngeh dengan postingan Gisel di laman Instagramnya saat Gempi syuting untuk video klip ini tatkala lewat di beranda saya beberapa waktu lalu. Saya memang mengikuti Gisel di Instagram.Â
Saya kali pertama mendengar lagu Gala Bunga Matahari ini saat dibawakan ulang (di-cover) oleh Jemimah Cita yang tanpa sengaja lewat di kolom pencarian Instagram saya.Â
Penyanyi jebolan Indonesian Idol itu meski bagi saya terlalu magis saat menyayikannya, tapi bukan itu yang membuat perhatian saya tersita—melainkan penggalan liriknya. Lirik yang tentu saja bisa dengan cepat saya artikan sebagai lirik merayakan kehilangan.
Mungkinkah, mungkinkah
mungkinkah kau mampir hari ini?
Bila tidak mirip kau
jadilah bunga matahari
yang tiba-tiba mekar di taman
meski bicara dengan bahasa tumbuhan.
Ceritakan padaku
bagaimana tempat tinggalmu yang baru.
Tengoklah bagaimana penggalan lagu ini.
***
Sal dengan tutur jujur berharap dengan sungguh sebuah pertemuan terhadap mereka yang telah lebih dulu pergi; pertemuan yang ia bahasakan sederhana, tidak mengapa jika tidak dengan wujud nyata seperti yang ia kenal. Meski akan sangat membuat bahagia jika mereka datang dengan rupa yang sama.Â
Bahkan tak apa-apa jika ia ingin bertandang dalam wujud bunga matahari.Â
Saya tentu saja ingin orang tua saya menjumpai saya dengan rupa mereka yang saya kenal. Bagaimana mungkin saya terikat secara emosional jika tidak demikian?
Anak ayam pun akan mengenali induknya dengan rupa yang akrab dengan mereka.