Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Fotografer

Best in Opinion Nominee Kompasiana Award 2021 | Peduli menyoal isu sosial-budaya dan gender | Kontak: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Sal Priadi dan Gala Bunga Matahari: Sebuah Seni Merayakan Kehilangan

13 Agustus 2024   06:20 Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:02 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua bunga matahari di atas meja. (Foto oleh Jude Stevens | Sumber Pexel) 

***

Perjalanan berkabung tiap orang berbeda saat ditinggalkan seseorang tapi merayakan kehilangan akan membuatnya terdengar tidak menyedihkan.

Ini yang coba disiratkan oleh Sal Priadi, musisi sekaligus pencipta lagu Gala Bunga Matahari yang video klipnya sendiri baru saya sadari dibawakan dengan apik oleh Gempi, anak perempuan semata wayang Gisella Anastasia dan Gading Marten yang beradu peran dengan Landung Simatupang. 

Saya sempat kurang ngeh dengan postingan Gisel di laman Instagramnya saat Gempi syuting untuk video klip ini tatkala lewat di beranda saya beberapa waktu lalu. Saya memang mengikuti Gisel di Instagram. 

Sal Priadi (Sumber Instagram Sal Priadi) 
Sal Priadi (Sumber Instagram Sal Priadi) 

Saya kali pertama mendengar lagu Gala Bunga Matahari ini saat dibawakan ulang (di-cover) oleh Jemimah Cita yang tanpa sengaja lewat di kolom pencarian Instagram saya. 

Penyanyi jebolan Indonesian Idol itu meski bagi saya terlalu magis saat menyayikannya, tapi bukan itu yang membuat perhatian saya tersita—melainkan penggalan liriknya. Lirik yang tentu saja bisa dengan cepat saya artikan sebagai lirik merayakan kehilangan.

Mungkinkah, mungkinkah
mungkinkah kau mampir hari ini?

Bila tidak mirip kau

jadilah bunga matahari

yang tiba-tiba mekar di taman

meski bicara dengan bahasa tumbuhan.

Ceritakan padaku

bagaimana tempat tinggalmu yang baru.

Tengoklah bagaimana penggalan lagu ini.

***

Sal dengan tutur jujur berharap dengan sungguh sebuah pertemuan terhadap mereka yang telah lebih dulu pergi; pertemuan yang ia bahasakan sederhana, tidak mengapa jika tidak dengan wujud nyata seperti yang ia kenal. Meski akan sangat membuat bahagia jika mereka datang dengan rupa yang sama. 

Bahkan tak apa-apa jika ia ingin bertandang dalam wujud bunga matahari. 

Saya tentu saja ingin orang tua saya menjumpai saya dengan rupa mereka yang saya kenal. Bagaimana mungkin saya terikat secara emosional jika tidak demikian?

Anak ayam pun akan mengenali induknya dengan rupa yang akrab dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun