Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Seorang Ibu Sangat Dekat dengan Gangguan Kejiwaan

3 Februari 2023   23:02 Diperbarui: 2 Agustus 2024   21:30 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang ibu yang lelah fisik dan mental. (Sumber Pexel | Foto oleh Ketut Subiyanto) 

Baca juga: Suami-able dari Kacamata Seorang Feminis

Semua tugas itu lebih banyak (baca: nyaris) dilakukan dan didominasi oleh perempuan—para ibu.

Inilah muasalnya—yang jadi cikal bakal segala kegaduhan sosial di negeri kita. 

Lihatlah di berita-berita akhir-akhir ini, lihat betapa banyak para ibu yang pada akhirnya melakukan kekerasan pada anaknya (baca: baik secara fisik, verbal ataupun psikis. Bahkan terkadang tak jarang mengakibatkan hilangnya nyawa sang anak).

Ilustrasi seorang calon ibu yang memegang rest pack. (Sumber Pexel | Foto oleh SHVETS Production) 
Ilustrasi seorang calon ibu yang memegang rest pack. (Sumber Pexel | Foto oleh SHVETS Production) 

Ambil satu contoh yang beberapa waktu lalu terjadi—yang padanya pula Presiden Jokowi menaruh perhatian—ada seorang ibu yang memberikan kopi kemasan pada bayinya yang baru berusia tujuh bulan yang diunggah ke akun media sosialnya dan menuai viral. 

Baca juga: Berkarya Demi Viral, Yakin Brandingmu Sudah Personal? 

Tak hanya di berita saya rasa, kekerasan yang terjadi pada anak yang dilakukan ibu ini mungkin terjadi di lingkungan terdekat kita—atau bisa jadi sebagian dari kita pelakunya tanpa kita menyadarinya?!

Lantas, apa perlu kita merasa heran—atau memang tak perlu merasa heran—gangguan kejiwaan lebih banyak menyerang para perempuan yang berstatus sebagai ibu? 

Jangan terlalu cepat menodongkan telunjuk dan menyalahkan mereka meski apa yang mereka lakukan tidak bisa dikatakan benar.

Hanya sedikit yang mau berbagi peran

Saya tak akan berbicara banyak dari sudut pandang psikologi menyoal hal tersebut karena saya bukan ahlinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun