Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Konsisten Menulis di antara Jebakan Rutinitas, Memang Demi Apa?

29 Januari 2023   00:00 Diperbarui: 29 Januari 2023   18:16 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis bisa membuat seseorang menyukai apa yang membuatnya tertarik. (Sumber Pexel | Foto oleh Visual Mag Tx) 

Baca juga: Yang Terjadi Setelah Sarapan Pagi

Menulis adalah bentuk eksistensi seseorang dalam kehidupan yang dapat meninggalkan jejak.

#Cuan...cuan...cuan... 

Tak ada yang bisa menjamin pasti berapa nominal yang bisa dihasilkan dari menulis.

Ilustrasi menulis bisa mendatangkan uang. (Sumber Pexel | Foto oleh Pixabay) 
Ilustrasi menulis bisa mendatangkan uang. (Sumber Pexel | Foto oleh Pixabay) 
Cuan hasil menulis bisa datang dari mana saja beserta segala kemungkinannya, seperti bisa saja dari pemimpin redaksi media yang dituju yang jatuh hati saat membaca satu tulisan atau berasal dari selera pasar berdasarkan keterbacaan tulisan di mesin pencari. 

Hanya saja, perlu dicatat, sebagus-bagusnya tulisan akan dikalahkan oleh rasa malas membaca orang-orang. 

Kebanyakan orang akan lebih suka menganggarkan uang bulanannya untuk nonton bioskop daripada membeli buku—atau berapa banyak orang yang mau berlangganan dengan label "premium" sebuah portal berita online di telepon selularnya?

Tapi, walaupun demikian seseorang yang memutuskan menjadikan menulis di antara jebakan rutinitas tak menjadikan cuan sebagai acuan. 

Karena baginya menulis adalah dialog tidak langsung dengan banyak orang yang dilakukan meskipun acapkali tidak dapat dilakukan dengan baik di dunia nyata.

Jadi, konsisten menulis di antara jebakan rutinitas memangnya demi apa?

Jawabnya mungkin ada dalam penggalan kalimat seorang Seno Gumira Ajidarma ini:
apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya hal yang membuat kita ada.

Tabik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun