Minimalis di mata seorang perempuan
Saya perempuan dan saya tidak keberatan beranggapan bahwa sebagian besar perempuan masih sulit bergaya hidup minimalis.Â
Apalagi di zaman modern seperti saat ini dimana segala kemudahan seolah ada dalam genggaman, entah itu mencari ilmu atau membelanjakan cuan.Â
Tapi, minimalis bagi perempuan terkadang tidak berlaku saat membelanjakan cuan.
Ada beberapa faktor menurut saya mengapa gaya hidup minimalis tidak cocok bagi perempuan–dan semoga saya tidak dicap sebagai seorang misogini setelah saya memaparkan faktor-faktor tersebut pada tulisan ini.Â
#1 Sulit menyederhanakan—banyaknya—keinginanÂ
Kebanyakan perempuan kerap dihadapkan pada keinginan-keinginannya yang tak masuk akal.Â
Saya sampai harus menggarisbawahi poin ini. Maksud saya, perempuan seperti merasa tak sungkan menumpuk banyak keinginannya itu dalam kepala tentang ingin membeli ini atau membeli itu diluar kebutuhan hidup yang seharusnya—bahkan diluar dari jangkauan keuangannya.Â
Baca juga:Â Nego Gaji Bukan Soal Hitung-hitungan Melainkan Tantangan
Agaknya bagi perempuan itu tak menjadi hambatan. Karena seorang perempuan tak keberatan untuk menabung agar keinginannya itu terwujud.Â
Seolah belum cukup, ada lagi yang lebih aneh dari perempuan: membeli sesuatu hanya karena sesuatu itu lucu, kebetulan sedang ada diskon atau hanya karena ikut-ikutan teman—atau parahnya membelinya karena viral di media sosial.Â
Beberapa contoh yang baru saja saya sebutkan adalah tabiat perempuan yang justeru bertolak belakang dengan prinsip gaya hidup minimalis itu sendiri.Â