Cancel Culture atas nama Saiful Jamil tak cukup menarik bagi saya meskipun bukan berarti saya tidak berang dengan perilaku pedofil yang dilakukannya.Â
Tapi, kali ini menimpa Johnny Depp!Â
Hanya saja, Johnny Depp bukan Saiful Jamil.
Secara pribadi sejak ada isu yang berkembang soal Depp yang akan terlibat dalam dunia imajinasi J.K. Rowling lewat film Fantastic Beast The Secrets of Dumbledore dengan kembali berperan sebagai Grindewald.
Saya sudah kadung senang bukan kepalang—bahkan hanya dengan membayangkan apakah akan ada adegan fight hebat antara Grindewald dan Dumbledore? (baca: kabar resmi rilis filmnya telah berseliweran bahkan sempat jadi trending di Twitter dan akan tayang pada 15 April tahun depan); atau tentang bagaimana jejak kriminal Grindewald di dunia sihir bermula?
Namun, apa yang terjadi?Â
Warner Bros justeru mendepak Depp dari jajaran nama pemeran—dan saya pun nelangsa.Â
Padahal Depp adalah aktor Hollywood favorit saya.
Sudah jatuh tertimpa buah durian pula.Â
Mungkin kalimat modifikasi semacam itulah yang pas menggambarkan keadaan Depp sekarang.Â
Setelah karirnya beberapa tahun terakhir tidak berjalan mulus, beberapa hari lalu Depp "datang"Â justeru dengan curahan cancel culture yang menimpanya.
Dalam kesusahan hatinya itu Depp menuding pihak komunitas Hollywood—tempat dia membesarkan namanya—malah tidak mendukungnya, sekalipun sudah banyak pencapaian yang ditorehkannya selama dia berkarir. Mereka seolah berdamai-ramai memboikotnya; merisaknya.
Biang keladinya jelas akibat kekalahannya dalam kasus pencemaran nama baik atas tabloid Inggris The Sun. Pasalnya, tabloid itu melabeli Depp dengan "pemukul isteri" atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukannya terhadap isterinya (baca: yang sekarang sudah mantan), Amber Heard.