Mohon tunggu...
Kazena Krista
Kazena Krista Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Photographer, Media Freelancer

Best in Opinion Nominee of Kompasiana Awards 2021 dan 2024 | Peduli menyoal isu-isu terkini terutama sosial-budaya dan gender | Verba Volant Scripta Manent | Kerja sama: kazena.krista@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

6 Catatan Monoton yang Membuat Sinetron Jenuh Ditonton

9 September 2021   03:06 Diperbarui: 9 September 2021   03:31 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tokoh antagonis yang selalu menganiaya si protagonis. (Sumber: Hipwee.com)

Selalu ada si baik dan si jahat. Tidak ada yang salah. Lazimnya memang harus demikian supaya orang-orang yang menonton sinetron dapat memetik hikmah.

Tapi, tidak juga dengan keadaan yang selalu teraniaya kan?

Jujur yang ingin saya katakan, sinetron yang menampilkan si protagonis yang rela disakiti berkali-kali tanpa memiliki daya untuk sekadar melawan bukanlah sinetron yang layak mendapat perhatian.

Realistislah sedikit, apakah dalam kehidupan nyata seseorang akan nyaman diperlakukan demikian?

Saya mah ogah, antrian saya diserobot saja, saya langsung bikin orang tersebut skakmat dengan nyinyir frontal.
Ups.

#3 Eh si doi nongol lagi

Miracle can happens. Absoluetly yes!

Tapi, bukan berarti banyak sinetron harus "latah" mengadopsi jalan cerita dengan menampilkan sang tokoh yang sudah diketahui meninggal karena kecelakaan atau karena sakit keras, kemudian eh tiba-tiba nongol lagi seolah punya nyawa cadangan.

Atau, kalaupun pada akhirnya salah satu pemain sinetron (baca: biasanya pemain utama atau pemain pendukung utama) tak tertolong, tiba-tiba muncul tokoh yang seratus persen sama dengan atau tanpa identitas yang berbeda.

Di dunia ini apakah ada orang yang benar-benar identik sama dengan kita tapi tidak ada riwayat pertalian darah?

Oh, c'mon, kepalang basah lebih baik bikin sinetron genre fantasi supaya itu terkesan wajar. Ya nggak?

Ilustrasi tokoh antagonis yang selalu menganiaya si protagonis. (Sumber: Hipwee.com)
Ilustrasi tokoh antagonis yang selalu menganiaya si protagonis. (Sumber: Hipwee.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun