Sehingga ikhlas pada akhirnya akan disikapi sebagai satu-satunya jalan ninja, meski boleh jadi pada mulanya akan diawali dengan marah dan tidak terima.
#Selalu Bertandinglah dengan Sebaik Mungkin
Rasa marah mungkin pada akhirnya akan berlalu, ketidakterimaan karena merasa dikhianati pun demikan. Dengan kata lain, saya ingin mengatakan, merisak pasangan terdahulu, semoga tidak jadi pembenaran. Apalagi berharap Tuhan mengabulkan supaya pasangan terdahulu tidak memperoleh kebahagiaan.
Tidak semua pendapat pribadi untuk membela diri dapat dibenarkan. Ingat saja, hubungan yang runyam dan kandas jelas ada yang salah. Tapi—pada kesudahannya—itu bukan berarti bisa dijadikan "alat" untuk mencari salah.
Adalah begini: mainkan "what if" pada saat proses pemulihan pasca patah hati.
Jangan karena angkuh dan merasa benar sendiri, doa-doa yang tidak baik meluncur garang dari bibir dan ditujukan padanya melalui Tuhan.
Ada dua skenario besar dari what if ini: pertama, bisa jadi kau yang tidak baik untuknya—bukan sebaliknya; kedua, bukan rencanamu yang jadi melainkan rancangan Tuhan yang tak bisa diubah.
Boleh satu dipilih, kira-kira saja mana yang paling mendekati—atau sekalian saja keduanya diamini. Namanya juga bagian dari hikmah.
Izinkan saya mengatakan ini: bertandinglah dengan sebaik mungkin.Â
Ini bukan kalimat motivasi kemarin sore namun bisa gunakan untuk bertarung mengalahkan diri sendiri.