TUHAN menunggu di persimpangan
jalan
lengang.Â
Saat aku datang
memberi salam
takzim Ia menyambutku
di antara derap-derap takut
yang coba ku sembunyikan
dengan rapi di balik
ulas senyum dan
jubah ke-manusia-an.Â
Gema yang memanjang
dari doa yang
tiap pagi dilangitkan;
roti kehidupan menerobos
kerongkongan.Â
TUHAN berkata:
"Aku selalu duduk setia
dari sini
mendengarkan
rapal-rapal doa
menyaksikan
tekuk lututÂ
sejajar kepala.Â
Pertandinganmu sudah
selesai"Â
— KK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H