Tooobbaaaat , semua bicara hukum , mulai praktisi hukum kelas atas sampai keroco tukang becak bicara cerita hukum .Â
Ditelevisi disuguhkan cerita MKD Â , SS, MS , MR , NS , benar benar gaduhkan Indonesia .
Akhirnya sampai warung tegal tempat teman teman kumpul pun ga luput bicarakan tentang sidang MKD , pantas saja mereka para anggota dan ketua MKD yang di sebut MKD bangga bukan main karena menjadi terkenal .Bak artis yang sedang berakting di depan kamera , sedang berakting sesuai dengan seknario Protagonis sebagai pemeran utama , antagonis tokoh yang bertentangan dengan tokoh prtagonis , tritagonis adalah tokoh penengah .
Semua berlomba bicara hukum , dan semua penafsirannya berbeda , mulai dari teori kelas atas sampai yang jelasakan kelas teri . saling adu argumen . Â Aneh bin ajaib belajar mulai dari menafsirkan ayat , aturan hukum sampai tatacara sidang beda semua .
Semua pakai kaca mata yang beda beda , semua merasa benar , baik yang di bayar ataupun tidak .
Entah jadi apa yang di tonton , cerita bela kebenaran , jadi seperti lihat lakon film yang jelas jelas memang bohong .
 Pelintir sana sini , mulai dengan nilai logika sampai  wacana publik.
Beneran NIH DAGELAN KELAS WAHID .
Bayangkan tukang becak aja ngerti kasus ini , walau cuma copy paste , waduh kalau didengerin , kita ngerti logika karna pendidikan jadi kesima juga.( biodata tukang beca ini anak 5 dan seorang istri , rumah ngontrak , penghasilan pengakuannya " sepi sekarang dapetnya paling rp 40.000 sd 60.000 , yang jarang ketemu daging sekarang ")
Jadi inget cerita sepuh jaman dulu , jaman Pak Karno mereka bilang.
Semua orang denger pidato pak Karno dengan sangat antusias, semua rakyat di suguhi politik , dan semua ngerti .
Semua orang pintar bicara politik .
Semua bangga berbangsa Indonesia , bahkan siapa tidak tau waktu terjadi konfrontasi dingin dengan luarnegri banyak istilah di kumandangkan " Amerika kita setrika , Inggri kita linggis , dan kita bukan bangsa Tempe yang mau di injak injak ".
Tapi akhirnya ceritanya sendu " karena nduk akhirnya banyak pemberontakan , lah kita cuma di kasih bulgur untuk makan , ekonomi kita morat marit  "
Setelah jaman berikutnya malah terbalik " jaman berangus orang yang terlalu vokal tapi memang harga beras stabil kita bisa nabung".
Setelah jaman reformasi , sempat di kecap nya , pesannya " hati hati nduk ini jaman bingung !!!".
Beneran sekarang terbukti jaman buat bingung . Semua kalau ngomong belepotan hukum , mulai bisnis, politik, sosial bahkan  budaya  yang berubah nama jadi kearifan lokal .
Aah bingung lah Â
Â
Â
Â