Kalian pernah menyangka tidak?, jika objek yang sering kita lihat berulangkali dalam kondisi yang biasa-biasa sifatnya, ternyata berbeda jika kita memiliki tujuan yang berbeda, atau bisa dikatakan mulia untuk melangkahkan kaki menuju suatu tempat yang jauh dari tempat-tempat biasa tadi.
Cerita ini sengaja saya buat sebagai memori yang menyenangkan, yang barangkali tidak berulang sama seperti sebelum di ukir dalam setiap helai lembar catatan pribadi.
Hari ini saya bersama bang Ari sementara menunggu bang Ofan Tuarita bersama rekan-rekan dokternya menuju dari jakarta, Â makasar ke ambon. Saya dan bang ari menunggu tepat di depan fakultas kedokteran unpatti. Awalnya di tempat tongkrongan menyenangkan kami di jalan baru, ada tiga orang. Saya, abang ari, sama si imron (Axon).Â
Saya sempat menyesal jika si imron tidak bisa ikut bersama-sama dengan kami, padahal si imron bagi saya adalah adik-adik yang paling berguna dan tidak sombong dengan pengetahuan teknologinya.
Di tempat tongkrongan tersebut, kami tinggal bersama dengan bapak dan ibu kami, pak ahmed siauta dan ibu debi latuconsina. Sore ini kami juga sudah pamitan sama axon dan  bang Amet, dan tidak sempat pamit sama cha Debi. Saya berkata kepada axon kalau 2 hari lagi kami sudah kembali pulang. Setelah itu kami langsung tancap sembari menunggu bang Ofan.Â
Tepatnya sekitar jam 5, bang Ofan tiba di depan Fakultas Kedokteran, kami-pun langsung naik di mobil yang hanya berkapasitas lima orang. Oh iya rekan-rekan dokternya bang ofan ternyata se angkatan sama saya. Satunya bernama Gifar dan satunya lagi Heldi. Mereka berdua aktif di banyak organisasi, dan tentunya memiliki pengalaman teknis lapangan untuk agenda bakti sosial, penyuluhan kesehatan dan sunatan masal.
Makanan tersebut sangat enak, apalagi tarasinya. Sangat pas dengan lapat-nya. Setelah makan kami langsung bergegas jalan sambil pamitan bersama keluarganya bang ofan, yakni nenek dan bibinya. Kami memang tidak bisa lama istirahat, soalnya kapal Feri jadwal berangkat terakhirnya jam 8. Karena sampe di tial sudah sekitar jam 6 sore, makanya sekitar stengah jam lebih kami langsung ke Liang. Sampai disana dengan waktu yang cukup mendekati kurangnya target, yakni jam 7:43. Kami pikir sudah mau berangkat, ternyata belum, sampai mendekati jam 9 baru kapal Feri-nya berangkat.Â
Sambil menunggu kapalnya berangkat kami santai di ruang tengah kapal untuk minum kopi bersama bang ofan sama adik-adiknya dari fakultas kedokteran, yang juga sementara hendak menyelesaikan Coasistennya pada profesi kedokteran. Awalnya kami masih sempat malu-malu karena baru berkenalan saja. Saya juga sempat mikir kalau anak-anak yang kuliah pada Fakultas Kedokteran itu semuanya sama saja. Â
Maksudnya hanya berorientasi tunggal pada belajar dan mengejar target terakhirnya, yakni pekerjaan dan provit. Tapi ternyata tidak, setelah kami berbincang-bincang lama seputar dinamika mahasiswa khusunya pada Fakultas Kedokteran yang ada di Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Mereka berdua juga sama almamaternya sama bang Ofan, banyak juga masuk organisasinya. Mereka berdua juga aktif di HMI, organisasi internal dan organisasi profesi. Mereka berdua bagi saya sangat menyenangkan. Berjiwa petualang, dan memiliki animo yang besar terhadap perubahan. Â Â
Jika ditanya hal apa yang membuat kami menjadi cepat akrab. Jawabannya karena organisasi dan kemauan. Saya, bang Ofan, bang Adit, bang Ari, Heldi dan  Gifar berasal dari organisasi HMI, institusi ini merupakan institusi yang sangat besar dan sudah tua. Kita bahkan tidak bisa mengenal satu sama lain, jika tidak ada dorongan dan kehendak untuk sama-sama berpartisipasi dalam satu agenda. Nah agenda bakti sosial inilah yang mempertemukan kami.