Mohon tunggu...
KKN UMP 021 Kayugiyang
KKN UMP 021 Kayugiyang Mohon Tunggu... Penerjemah - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Hello there warm greeting for you! I'm the person running this account. This Account is dedicated for the community program in Kayugiyang and for group 21 as well. we'll be writing about interesting stuff that happen during the program enjoy the writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Kecil untuk Kayugiyang yang Lebih Cerah

24 Februari 2024   19:57 Diperbarui: 24 Februari 2024   20:04 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah fenomena menarik terjadi di Desa Kayugiyang, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. di mana sejumlah siswa dan siswi sekolah menengah pertama (SMP) memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka dan memilih jalur yang berbeda. Bagi para pemuda laki-laki, pilihan utamanya adalah bertani, sementara bagi para gadis perempuan, memilih untuk menikah menjadi opsi yang lebih dipilih.

Keputusan ini telah mengejutkan beberapa pihak di desa, tetapi bagi sebagian siswa dan siswi, ini adalah keputusan yang mereka yakini dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satunya adalah Ribut (nama samaran), seorang siswa SMP kelas 9 yang memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan beralih ke pertanian. Menurut Ribut, dia lebih tertarik pada kehidupan di ladang daripada duduk di bangku sekolah. "Saya ingin membantu dan melajutkan tani bapak" ujarnya dengan mantap.

Di sisi lain, beberapa siswi SMP, seperti Bunga (nama samaran), memilih untuk menyelesaikan pendidikan mereka lebih awal dengan menikah. Bagi Bunga dan sejumlah gadis lain di desa, menikah di usia muda adalah tradisi yang sudah berlangsung lama. "Saya sudah siap untuk membangun rumah tangga dan membantu keluarga suami," tuturnya dengan wajah bersemangat. Hal inipun dibenarkan oleh salah satu guru bk di salah satu SMP di Kayugiyang. "Anak Gadis disini kalau smp sudah dilamar itu sangat prestise".

Namun, keputusan ini juga menimbulkan kekhawatiran dari beberapa pihak di desa, terutama mengenai dampaknya terhadap masa depan para siswa dan siswi yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan mereka. Beberapa orang tua dan pendidik di desa berharap agar para pemuda dan pemudi dapat mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk tidak melanjutkan pendidikan, serta memahami pentingnya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk menghadapi tantangan masa depan.

Melihat fenomena yang terjadi di desa Kayugiyang, Kelompok 21 KKN UMP, yang digawangi oleh Taufik Saepuloh tergerak untuk melakukan aksi di SMP N 3 Garung. Serangkaian program kerja yang di awali pada tanggal 27/01/2024 dinamai oleh kelompok 21 sebagai "Melangkah kedepan lewat 1000 pintu". Di program ini siswa siswi kelas 9 menjadi target utama program ini. Pada program ini, tiap-tiap anggota kelompok diminta untuk mengenalkan program studi sekaligus membuka pikiran anak-anak tentang dunia kerja setelah kuliah dengan memberi sisipan prospek karir untuk masing masing jurusan di dalam materi. Tidak sampai disitu saja, kelompok 21 paham betul bahwa melanjutkan pendidikan formal setelah lulus dari SMP adalah pilihan pribadi yang tidak dapat di intervensi. Namun kelompok 21 tidak menyerah begitu saja, dan terus memberikan pemahaman bahwa diluar pendidikan formal banyak skill-skill yang dapat di eksplor untuk meningkatkan kualitas SDM dan taraf hidup "Kami percaya bahwa Skill-skill diluar pengetahuan akademik sangat bermnafaat apalagi di era gempuran teknologi, kami ingin siswa siwi SMPN 3 Garung paham dengan "demand" skill di dunia luar" Ucap Taufik Saepulloh selaku Koordinator Desa Kayugiyang.

Dari sini kelompok KKN 021 Desa Kayugiyang mengadakan serangkaian program kerja untuk membuka mata dan pandangan Siswa-siswi tentang dunia luar setelah lulus dari SMP. Dimulai dari program kerja Individu milik taufik yang dinamai "Pengenalan Mesin Dasar" disini Taufik, yang merupakan mahasiswa teknik mesin, menjelaskan singkat tentang jenis dan fungsi mesin dasar dalam kehidupan sehari-hari. 

Galeri 021 Kayugiyang
Galeri 021 Kayugiyang

Kemudian disusul oleh program kerja dari pogram studi Manajemen milik Putri Rizky Aulia dan Lintang Ramdhani Larasati, keduanya dengan mantap membekali siswa-siswi kelas 9 dengan keterampilan mengoperasikan "E-Commerce" sekaligus pengenalan sistem reseller dan dropshipper di "E-Commerce" pada program ini siswa-siswi diberi pemahaman yang sistematis dan runtut tentang prospek pemasaran produk secara online. 

Galeri 021 Kayugiyang
Galeri 021 Kayugiyang

Kemudian program kerja milik Aurora Magenta Diva yang mengadakan "Coaching clinic" yang dinamai sebagai "Speaks English Confidently and Comfortably". Program ini bertujuan untuk melatih siswa-siswi SMP N 3 Garung untuk dapat berbicara bahasa Inggris dengan percaya diri. Selain itu juga, Aurora melaksanakan program kerja yang bertujuan untuk membuka wawasan dalam bentuk sosialisasi pengenalan platform profesional untuk mencari kerja melalui aplikasi seperti LinkedIn, Jobstreet, Disnakerja, dll. Hal ini juga bermanfaat bagi siswa-siswi SMPN 3 Garung untuk melakukan persiapan dini dan mulai mengeksplor pekerjaan ataupun skill-skill yang dibutuhkan secara masif di dunia kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun