Mohon tunggu...
Kay Solomon
Kay Solomon Mohon Tunggu... -

tidak LULUS dari 3 Universitas yang Berbeda dengan Predikat Cuma Lungguh (cuma duduk2 saja). \r\nWebsite : www.og-investmentindonesia.com\r\nBlog : www.meta-news-id.blogspot.com\r\nToko : http://jeans-ji.com\r\n\r\nNews Bio : Baru-baru ini baru saja mendapatkan kiriman mobil FREED dari seorang janda kaya negeri antah berantah setelah sebulan sebelumnya aku dideportasi dari negeri tersebut karena tampangku yang aduhai. Kejadian ini membuatku sadar, ternyata jaman sekarang dengan JUALAN tampang aku bukan hanya bisa hidup tapi juga bisa hidup makmur. Mantappp!! hidup orang ganteng!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Chapter 3 : Skak Mat

31 Mei 2013   13:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbangun karena tetesan hujan?

Adakah situasi yang lebih syahdu dari itu?

Jam tanganku masih menunjukkan pukul 05.45 tapi hujan sudah sedemikian derasnya, seakan-akan hujan kemaren belum cukup untuk ditumpahkan.

Maksud hati hendak mengutuk tapi tidak jadi karena teringat hari ini ada jadwal mengajar. Malah, harusnya aku berterima kasih pada ibu kontrakanku yang tak juga membetulkan genteng yang bocor, karena dengan tetesan hujan tak diundang tadi aku tidak terlambat ke sekolah (lagi).

Selalu ada alasan untuk memandang sesuatu menjadi lebih bermakna. Jika tidak, carilah terus sampai kita menemukan alasan itu.

Kata-kata yang sering kudengar dari Sulaiman, teman baruku disini yang tergila-gila dengan ide The Secret, buku karangan Rhonda Byrne dan buku-buku ala Noetics lainnya.

Aku mengenalnya dari seorang teman. Jadi dia adalah temannya temanku.

Sebagai seorang manager sebuah PO di Karawang, kehidupannya cukup lumayan. Tapi dia tidak bahagia dengan itu. Pun walau istrinya sudah 2 dan dua-duanya cantik-cantik.

Ada sesuatu yang hilang.

Dia sering bilang begitu. Aku dapat memahaminya. Karena perasaan itulah akhirnya aku cepat sekali akrab dengannya. Aku sudah merasakan rasa kehilangan akan cita rasa hidup sejak setahun yang lalu. Tetapi hingga saat inipun aku belum menemukan sesuatu yang hilang itu.
Rutinitaslah yang merenggutnya.

Setiap pagi harus berangkat ke kantor, memeriksa jadwal, laporan, melobi satu dua perusahaan, kadang-kadang musti menggunakan cara-cara diluar norma kepantasan untuk memenangkan proyek transportasi atau jemputan di perusahaan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun