Mohon tunggu...
Kayora Kay
Kayora Kay Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahkluk bumi

Seorang yang berusaha bersikap layaknya manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adopsi Tema SDGS Nomor 4, 4 Mahasiswa Adakan Bimbingan Belajar Untuk Anak-Anak Panti Asuhan Selama 4 Malam

12 Desember 2023   04:44 Diperbarui: 12 Desember 2023   05:00 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap Senin dan Rabu (20-29/11/23), empat mahasiswa Universitas Negeri Malang melaksanakan kegiatan projek mini pengabdian di Panti Asuhan Mawaddah Warohmah, Bunulrejo, Kec. Blimbing, Kota Malang. Mini pengabdian tersebut mengambil tema nomor 4 komponen SGDS (Sustainable Development Goals) yakni pembelajaran berkualitas. Program yang dilaksanakan adalah bimbingan belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dasar Matematika dan Bahasa Inggris anak-anak di Panti Asuhan Mawaddah Warohmah. Program ini dilaksanakan selama 4 hari pada jam 18.00 -- 20.00 WIB.

 Dalam program bimbingan belajar yang diselenggarakan selama empat hari tersebut, telah dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya bimbingan belajar dengan media soal latihan yang dipadukan dengan permainan teka-teki, peningkatan motivasi belajar dengan 'menanam pohon impian,' dan pembukaan donasi untuk siapa saja yang ingin ikut serta mensukseskan program ini.

 "Pada awalnya, program bimbingan belajar ini hanya difokuskan untuk meningkatkan kemampuan belajar Matematika dan Bahasa Inggris, karena kami berasal dari jurusan terkait. Tapi, setelah berjalannya program, kami menyadari bahwa selain peningkatan kemampuan belajar, kami perlu meningkatkan motivasi belajar mereka supaya setelah kegiatan ini selesai, mereka tetap ,memiliki semangat belajar yang tinggi. Untuk meningkatkan motivasi belajar, upaya yang kami lakukan adalah mengajak mereka 'menanam pohon impian' yang berisi nama dan cita-cita. Harapan kami untuk kedepannya adalah program yang kami jalankan ini dapat membantu mereka untuk belajar lebih giat dan fokus meraih mimpi." Ungkap Rafida (19), salah satu mahasiswa yang melaksanakan mini pengabdian.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

 Peserta bimbel terdiri dari beberapa jenjang sekolah yang berbeda, yakni TK, SD, dan SMP. Jumlah murid dari ketiga jenjang tersebut tidak sama dan karena itu jumlah guru yang mengajar di setiap jenjang dibedakan. Terdapat 3 anak TK, 10 anak SD, dan 5 anak SMP. Untuk anak TK dan SMP masing-masing diampu oleh satu pengajar, sedangkan untuk anak SD yang jumlahnya paling banyak diampu oleh 2 pengajar. Pembagian ini bersifat fleksibel, sehingga anak-anak boleh bertanya pada pengajar yang mana saja saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas.

 "Karena fokusnya ada pada peningkatan kemampuan dasar peserta. Maka kami menyusun materi pembelajaran yang sekiranya paling dibutuhkan pada jenjang masing-masing. Untuk TK materinya adalah mengenal dan menulis angka, penjumlahan sederhana dan mengenal warna dalam bahasa inggris. Untuk SD materinya adalah perkalian, pembagian paragapit, dan mengenal anggota tubuh dalam bahasa inggris. Kalau untuk SMP, materinya ada operasi pecahan, perkalian, dan belajar aturan tenses. Agar pembelajaran tidak membosankan dan semakin interaktif, kami menggunakan media pembelajaran berupa soal permainan dan teka-teki." Jelas Fatimah (19).

 Saat mengadakan program mini pengabdian, keempat mahasiswa UM tersebut juga tidak lepas dari kendala. Kendala pertama yang sempat dialami mahasiswa-mahasiswa ini adalah kurangnya kendaraan dan fasilitas mengajar yang minim. Beruntungnya, mereka bisa mendapat pinjaman dari teman-teman mereka. Kendala selanjutnya adalah kendala cuaca, hujan turun deras bertepatan dengan jam keberangkatan mereka ke panti asuhan. Tentunya di keadaan seperti itu, medan yang mereka lalui untuk sampai ke panti asuhan menjadi lebih sulit, namun hal itu malah menciptakan kenangan yang lebih berkesan untuk mereka.

 Aya (20) yang merupakan salah satu anggota kelompok mini pengabdian Bimsera (bimbingan belajar senin rabu) menceritakan sedikit pengalamannya ketika mengikuti pengabdian tersebut. Dia bercerita bahwa selama 4 malam mereka melakukan pengabdian, hanya malam pertama yang tidak hujan. Hujan turun ketika mereka berangkat dan pulang. Saat pulang mereka tidak bisa melewati rute yang sama dengan saat berangkat, karena terdapat jalan satu arah. Rute yang mereka lewati ketika pulang, mengharuskan mereka melewati jembatan yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki, sehingga pengendara motor harus turun ketika melewati jembatan tersebut. Karena kendala hujan, mereka juga mengalami keterlambatan beberapa menit saat datang dan pulang lebih larut untuk mengganti keterlambatan mereka. Sesi bimbel yang terlaksana lebih lama karena antusias anak-anak dan waktu perjalanan yang juga tidak sebentar membuat mereka pulang ke kost atau asrama masing-masing mendekati jam malam asrama dan kost mereka, yaitu jam 21.30 malam.

 "Tapi ya, hal seperti itu tidak terlalu jadi masalah sih, toh kegiatan yang kita lakukan bermakna dan bermanfaat. Anak-anak disana juga antusias buat belajar, kitanya jadi semangat juga buat ngajar." Tambah Aya (20).

 Manfaat dari Bimsera ini daapat dirasakan dua arah. Untuk anak-anak Panti Asuhan Mawaddah Warahmah, bimsera dapat meningkatkan semangat mereka untuk belajar dan juga meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi matematika dan bahasa inggris. Harapannya karena semangat belajar dan pemahaman mereka telah meningkat, mereka bisa lebih aktif dalam berprestasi. Sehingga, kedepannya pun mereka dapat menjadi orang yang sukses dan bermanfaat juga untuk sesama. Sedangkan bagi keempat mahasiswa tersebut, manfaat bimsera terefleksi dalam diri masing-masing yang salah satunya diungkapkan oleh Putri (19) salah satu kelompok mini pengabdian Bimsera. 

 "Bagi saya, Bimsera ini merupakan kesempatan untuk belajar banyak hal. Saya belajar tentang bagaimana cara mengajar yang juga merupakan penerapan dari apa yang sudah saya pelajari pada kuliah saya di jurusan pendidikan matematika. Saya juga belajar untuk lebih berempati dan peduli terhadap sesama dan banyak hal lagi yang tidak akan ada habisnya jika dibahas." Jelas Putri (20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun