Mohon tunggu...
Kayla Zahrah Gandi
Kayla Zahrah Gandi Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Keberagaman di Pasar Baru

17 Maret 2022   07:17 Diperbarui: 17 Maret 2022   07:20 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul film: Tanda Tanya

Tanggal diriliskan: 07 April 2011

Sutradara: Hanung Bramantyo

Produser: Celerina Judisari

    Hanung Bramantyo

Penulis: Titien Wattimena

Distributor: Dapur Film

  Mahaka Picture

Durasi: 1 jam 41 menit 31 detik

"Kasihilah sesamamu, seperti kamu mengasihi dirimu sendiri", Matius 22:36-40

"Allah tidak melarang kamu berbuat adil kepada orang kafir yang tidak memusuhimu.."

Qur'An Surat Al Mumtahanah Ayat 8

Film berjudul "?" (Tanda Tanya) ini merupakan karya dari Hanung Bramantyo yang ke-11. Film bercerita tentang pertemanan, kerusuhan, keberagaman, dan kekeluargaan para warga di Pasar Baru, Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut Hanung, kisah di film ini terinspirasi dari sebuah kejadian nyata yang terjadi sekitar tiga atau empat tahun sebelum 2011, yaitu ketika Indonesia sedang gempar oleh kejadian bom Natal. Sama seperti kejadian bom Natal, film ini juga berputar sekitar topik tentang agama, konflik agama, dan diskriminasi antar umat beragama serta ras. Film ini tidak memiliki 1 tokoh utama, karena menceritakan tentang beberapa keluarga secara terpisah, walaupun mereka saling berhubungan.

Film ini dimulai dengan terjadinya penusukan kepada seorang pastor bernama Pastor Albertus yang sedang menyambut umat katolik di depan gereja. Dilanjutkan dengan percekcokan kata antara beberapa umat Muslim dan seorang tokoh ber-ras Cina bernama Hendra. Rika, seorang single mother sedang melakukan Katekumen, mendapat banyak nasehat serta penilaian buruk dari warga sekitar karena berganti agama dari Muslim ke Katolik. Seorang Ibu dan Istri bernama Menuk ditentang suaminya bernama Soleh karena bekerja di restoran yang menjual chinese food. Singkat cerita, banyak sekali konflik dan pelecehan antara warga Pasar Baru perihal agama dan ras mereka.

Selain itu, setiap masing-masing keluarga memiliki permasalahannya sendiri, seperti Rika dan anaknya, Abi, Abi merasa kesal terhadap ibunya karena merasa Rika telah berubah di masa peralihan agama ini. Sedangkan di keluarga Hendra, ia berkonflik dengan ayahnya, Tan Kat Sun, perihal pewarisan restorannya. Kemudian Menuk sering kali bertengkar dengan suaminya sampai hampir bercerai. Konflik terus meningkat dan berhubungan satu dengan yang lain, sampai akhirnya terjadi kerusuhan yang membuat ketiga keluarga tersebut resah. 

Cerita berlanjut, keadaan sudah mereda, dan beberapa tokoh pun sedang berjuang berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Namun takdir berkata lain, karena pada malam natal, ketika di gereja sedang menggelarkan drama, Soleh menemukan bom di belakang kursi gereja. Kemudian, Soleh berlari membawa bom tersebut keluar dari gereja sambil berteriak "Bom! Ada bom!". Ia pun mengorbankan dirinya dengan memeluk bom tersebut ketika meledak, sehingga orang lain tidak terluka. Esoknya diberitakan bahwa bom tersebut adalah aksi dari terorisme, yang telah terjadi juga di beberapa kota lainnya. 

Di akhir cerita, ditampilkannya suasana tahun baru warga Pasar Baru. Terlihat bahwa plang "Pasar Baru" diganti menjadi "Pasar Soleh" demi mengingat jasa tokoh Soleh yang menyelamatkan Pasar Baru dari bom. Semua warga yang hadir terlihat sedang tersenyum dan bahagia, memperingati jasa tokoh Soleh. Mereka juga meletuskan petasan untuk memeriahkan suasana.

Film ini diceritakan dari sudut pandang orang pertama, langsung dari tindakan para tokoh, tanpa narasi dari orang ketiga. Film Tanda Tanya digambarkan dengan sangat detail, dari sisi emosi dan psikologi, emosi yang dirasakan para tokoh  dapat terlihat sangat jelas dan realistik di muka para aktor/aktris. Sehingga ketika film ini disaksikan, penonton dapat turut merasakan emosi yang ditampilkan. Beberapa aktor/aktris sangat mendalami peran mereka, sehingga ketika mereka melakukan hal yang menyebalkan, penonton merasakan kesal, pertanda bahwa mereka memerankan watak tokoh dengan sangat baik. Tidak heran jika sangat bagus aktingnya, karena banyak sekali aktor/aktris terkenal yang ikut serta dalam pembuatan film ini, seperti Reza Rahadian sebagai tokoh Soleh, Rio Dewanto sebagai Hendra, Henky Solaiman sebagai Tan Kat Sun, Revalina S. sebagai Menuk, hingga Glenn Fredly seorang penyanyi berperan sebagai Doni.

Diskriminasi dan konflik sosial yang difilmkan adalah fenomena yang benar-benar terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia. Memang, banyak sekali tokoh yang memiliki watak yang melakukan diskriminasi, namun ada juga tokoh-tokoh yang tidak, tokoh yang menjadi pelerai, penasihat, yang membela keadilan bagi semua ras dan agama, seperti tokoh Ustad, Romo, dan beberapa tokoh lainnya. Menurut saya peran memegang keadilan ini sangat bagus untuk ditempatkan di tokoh Ustad dan Romo, karena keduanya adalah tokoh yang bijaksana dan dianggap sebagai contoh oleh banyak orang. Jika Ustad dan Romo pada film bersikap sebaliknya, maka bisa saja penonton dapat menjadikan hal tersebut sebagai alasan bahwa mendiskriminasi itu diperbolehkan. Maka dari itu film ini sudah melakukan penempatan watak pada tokoh yang pas, sehingga walaupun tema film kontroversial dan beresiko, tetap ada karakter yang memberi contoh bagaimana bersikap yang baik terhadap topik tersebut.

Contoh sikap dari tokoh pelerai tersebut adalah ketika Hendra dipukuli oleh beberapa umat Muslim karena percekcokan kata, sang Ustad lari ke tempat kejadian dan menjadi tameng di depan Hendra agar tidak dipukuli lagi. Kemudian sang Ustad menegur tegas umat Muslim tersebut, dan menyuruh mereka untuk pergi. 

Latar Waktu dari film ini adalah selama tahun 2010 sampai di akhir film ditunjukan tulisan "Tahun Baru 2011". Saya dapat berkata selama tahun 2010 karena terdapat bukti tahap-tahap perayaan yang biasa dirayakan di Indonesia di film ini, seperti sesudah 30 menit film berjalan, terdapat perayaan ekaristi Paskah. Kemudian di pertengahan film ada perayaan Ramadhan, dan perayaan Natal saat terjadi pengeboman. Lalu film ditutup dengan perayaan Tahun Baru 2011 sekaligus perayaan tokoh Soleh. 

Namun karena film ini buatan manusia, tentunya ada ketidak sempurnaan. Buku ini memiliki beberapa unsur yang menjadi kekurangannya, pertama adalah cara bicara beberapa tokoh tidak jelas, sering kali pengucapan kata tidak jelas sehingga dialog susah untuk dipahami. Maka saya merekomendasikan jika menonton film ini sebaiknya menggunakan subtitles. Kedua, film ini disunting pada tahun 2010-2011, maka dari itu kamera yang digunakan belum memiliki kualitas yang sebagus sekarang, sehingga kualitas gambar pun belum tajam jika dibandingkan dengan film jaman sekarang. 

Film Tanda Tanya ini saya rekomendasikan untuk orang-orang yang sangat suka dengan film yang bersifat reflektif, karena persoalan yang diceritakan dapat terjadi di kehidupan sehari-hari. Namun film ini saya sarankan untuk ditonton oleh anak-anak yang sudah berumur diatas 13 tahun. Banyak adegan kekerasan dan ucapan kata kasar dan kurang baik untuk dicontoh anak-anak dibawah 13 tahun. Saya juga merekomendasikan film ini untuk orang-orang yang suka menonton film tapi dengan durasi yang terlalu lama, karena durasi film ini hanya sekitar 1 jam 40 menit.

sumber pustaka 

Konflik Keberagaman di Pasar Baru 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun