Mohon tunggu...
Ahmad Kaylani
Ahmad Kaylani Mohon Tunggu... -

Sedang berlatih menulis hal-hal kecil dan mudah, hal-hal yang sederhana dan bisa mendapatkan pengalaman baru dari pembaca

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Demokrasi Kotak Kosong

10 April 2018   21:21 Diperbarui: 10 April 2018   21:31 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: radarbanten.co.id)

Bulan Juni 2018, Kota Tangerang akan mencatatkan diri sebagai salah satu kota di mana pemimpinnya akan melawan kotak kosong. Ya kotak kosong. Kotak yang tidak ada isinya, tak ada otaknya dan tak ada isi perutnya. Ya kosong plong. Kotak yang dalam sistem demokrasi diadu oleh pasangan yang sudah memimpin lima tahun. Ya lima tahun. Bukan satu atau dua tahun. Lima tahun bro!!

Kota ajaib. Kota yang ada di pinggir Jakarta. Ya, dipinggir ibu kota kita di mana Presiden Joko Widodo dan seluruh aparat tinggi dan tertinggi tinggal di sana. Saya percaya mereka tahu dan kenal Kota Tangerang. Bahkan Bus Way yang menjadi harapan tertinggi mengurai "jalur neraka" cileduk, juga dialirkan ke Kota Tangerang.

(sumber: tangerangnews.com)
(sumber: tangerangnews.com)
Satu lagi. Bandara Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar di Indonesia, terbesar nomor 2 di Asia dan terbesar nomor 7 di dunia, terletak di kota Tangerang. Kota yang secara sosial, ekonomi dan politik menjadi kota yang sangat tinggi menjadi penampung dinamika sosial, politik dan ekonomi ibu kota negara, Jakarta.

Apakah dinamika politik Jakarta gagal memberi dampak positif bagi dinamika politik di Kota Tangerang yang demokratis? Tidak memberi dampak signifikan bagi 14 Partai Politik, baik Incumben maupun oposisi? Tidak memberi dampak bagi warganya?

Pada bulan Juni 2018, sejarah akan dicatat di Kota Tangerang. Partai Besar dan Wali Kota Incumben akan melawan Kotak Kosong. Ratusan milyar uang negara dan uang rakyat dihambur-hamburkan untuk ,melawan kotak kosong. Kotak yang pada satu hari diserahkan oleh warga Tangerang Kota untuk memimpin. Kotak kosong memang sangat tepat dilawan oleh kotak kosong.

(sumber: radarbanten.co.id)
(sumber: radarbanten.co.id)
Tak ada rasa malu yang muncul dari para pembesar partai, dari partai oposisi dan incumbent ketika mereka berteriak dalam sebuah kampanye, "mari kita dukung incumben, mari kita luluh-lantakkan kotak kosong yang menjadi lawan paling berat pemimpin kita, mari semua kekuatan kita satukan barisan; enyahkan kotak kosong!! enyahkan kotak kosong!! enyahkan kotak kosong!!

Memang, Kota Tangerang tidak sendiri. Ada 10 Kota/Kabupaten, menurut Kompas,  yang akan melawan Kotak Kosong. Dibandingkan jumlah kota/kabupaten yang sangat banyak, 10 sepertinya tak berarti. Tetapi, demokrasi harus terwujud sangatlah berarti.

Namun dalam kasus Kota Tangerang, incumben melawan kotak kosong dalam pesta demokrasi adalah sebuah tragedi. Tragedi demokrasi!! Mari kita enyahkan bahaya laten kotak kosong untuk kemenangan pemimpin muda kita!! suara para politisi menjadi komando bagi rakyat untuk melawan Kotak Kosong; Ajaib!! Ajib!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun