Mohon tunggu...
Ahmad Kaylani
Ahmad Kaylani Mohon Tunggu... -

Sedang berlatih menulis hal-hal kecil dan mudah, hal-hal yang sederhana dan bisa mendapatkan pengalaman baru dari pembaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

RK, Disrupsi dan "Generasi Strawberry"

25 September 2017   14:50 Diperbarui: 25 September 2017   20:25 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebaliknya, pemerintah juga menikmati suasana nan "harmoni" ini. Ada kepastian pajak yang setiap tahun mereka setorkan. Ada penyerapan tenaga kerja yang bisa menjelaskan bahwa ekonomi negeri ini bertumbuh. Boleh dikatakan "sangat menikmati perlindungan" (proteksi) yang diberikan negara melalui regulasi. Wajar jika kemudian mereka menjadi sangat lamban, menderita rabun jauh persaingan.

Bagi saya yang setiap hari bergelut dengan isu persaingan, kehadiran buku "disruption" seperti memberi peta baru persaingan. Ada arus baru yang tengah bergerak dan yang sangat berpotensi menggusur semua incumbent yang gagal melakukan inovasi dan adaptasi. Kasus kehadiran transportasi online semacam Gojek, Grab, Uber dan sebagainya menjadi bukti; "ancaman itu nyata jendral!!

037831100-1487557465-buku-01-59c903a4f121d4351b155652.jpg
037831100-1487557465-buku-01-59c903a4f121d4351b155652.jpg
Disrupsi memang tidak datang dari tempat yang jauh. Disrupsi lahir dari dalam bisnis yang sudah "melemah" karena terlalu lama berkuasa. Diam-diam kekuatan baru menggerogoti dan seperti Musa di Istana Firaun; menjadi lawan yang kasat mata karena memandang pesaing selalu berada jauh di luar sana.

"The concept of disruption is about competitive response; it is not a theory of growth. It's adjacent to growth. But It's not about growth". kata Christensen.

Singkatnya disrupsi adalah tentang inovasi, tegas RK. Incumbent yang telah lama menikmati proteksi memang sudah menjadi pemalas, apalagi melakukan inovasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun