Itulah beberapa dampak yang akan ditimbulkan jika kalian menjadi salah satu anggota LGBT. Dampak lain juga akan terjadi, jika kejadian seperti ini terus terjadi dan semakin bertambah banyak. Belum lagi pembenaran perilaku LGBT yang banyak sekali bermunculan di media sosial, kisah “inspiratif” yang mengundang orang-orang untuk melakukan hal serupa, lingkungan yang tidak sehat, dan pola pengasuhan orangtua sangat mendorong anak remaja jaman sekarang menyebut dirinya sebagai gay/lesbian.Melihat banyak kejadian kejadian serupa seperti kasus diatas harusnya kita sebagai manusia paham dengan posisi kita sebagai manusia yang beriman dan meyakini kodrat kita, takdir kita, dan tempat kita di masyarakat. Harusnya mereka malu mengutarakan dengan gamblang apa yang mereka yakini benaritu, berbagai upaya mengenalkan LGBT kepada Masyarakat luas harusnya kita tolak dan tidak kita hiraukan. Orang-orang seperti mereka lah yang merusak dan menodai masyarakat.
Evolusi hak dan penerimaan LGBT di Indonesia mencerminkan hubungan kekuasaan yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, agama, dan hukum. Seiring berjalannya waktu, pandangan masyarakat mengenai keberagaman gender dan identitas seksual serta tantangan yang dihadapi kelompok LGBT telah berubah. Sejarah kelompok LGBT di Indonesia menunjukkan toleransi dan ketegangan. Indonesia memiliki tradisi panjang dalam menerima keberagaman gender dan seksual, hal ini terlihat dari budaya lokal yang mendukung keberagaman. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pengaruh gerakan keagamaan konservatif semakin meningkat, berdampak pada hak-hak kelompok LGBT dan berujung pada diskriminasi dan kekerasan. Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia mengeluarkan undang-undang yang mengkriminalisasi homoseksualitas, sehingga menciptakan tantangan baru bagi komunitas LGBT. Pelanggaran terhadap hukum dapat mengakibatkan hukuman hingga lima tahun penjara dan peningkatan diskriminasi dan marginalisasi. Namun terdapat upaya aktif untuk melindungi hak-hak LGBT di Indonesia. Aktivis dan sekutunya telah bekerja keras untuk lebih memperkuat penerimaan dan perlindungan hukum. Meskipun perubahannya lambat, beberapa kemajuan penting dapat diamati di tingkat lokal.
Pada tahun 2019, Kota Depok, Jawa Barat menjadi pionir penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ketiga yang mengakui gender. Langkah ini memberikan pengakuan dan perlindungan hukum bagi kaum transgender dan menandai perubahan positif dalam pengakuan identitas gender di tingkat pemerintah daerah. Selain itu, selebriti dan selebriti Indonesia juga mendukung hak-hak LGBT. Sikap positif dari tokoh masyarakat ini dapat membantu mengubah opini masyarakat secara keseluruhan. Namun, tantangan masih ada dan jalan menuju kesetaraan dan penerimaan penuh masih panjang. Diskriminasi dan marginalisasi kelompok LGBT merupakan pelanggaran HAM yang harus diatasi. Penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk bekerja sama untuk memperkuat penerimaan dan perlindungan semua orang, tanpa memandang gender atau identitas seksual mereka. Ketika kesadaran masyarakat terhadap isu-isu ini meningkat dan dukungan terhadap hak-hak LGBT meningkat, harapan akan masa depan yang lebih inklusif dan menerima terus meningkat. Pendidikan dan dialog terbuka akan memainkan peran penting dalam mengubah persepsi komunitas LGBT di Indonesia dan menciptakan lingkungan yang mendukung.
Di era kemenangan teknologi seperti ini, melonjaknya konten konten pro LGBT, kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memilah konten apa yang bisa kita ikuti, nikmati, dan kita teladani. Tentunya juga ada sisi positif dari keterbukaan sosial media, contohnya bisa dijadikan media pembelajaran, sumber informasi, dan bahkan hanya untuk sekedar penghilang jenuh.
Oleh karena itu diperlukan strategi tersendiri untuk mengantifipasi pengaruh negatif teknologi informasi terutama terkait dengan penyebaran LGBT. Selain itu pembelajaran dari orang tua dan lingkungan sekitar akan bagaimana pendidikan seks untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab diri atas nilai seks biologis, gender dan orientasi gender menjadi penting untuk diberikan kepada anak dan remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H