Mohon tunggu...
Kayla Kartika
Kayla Kartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Seorang Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat dan Etika Komunikasi Tentang Kasus Suami yang Tega Memutilasi Istrinya di Ciamis

14 Mei 2024   21:41 Diperbarui: 14 Mei 2024   21:46 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kasus tragis di Ciamis, di mana seorang suami tidak hanya memtulias istrinya tetapi juga menawarkan daging tubuh istrinya kepada tetangga-tetangganya, adalah contoh ekstrem dari kegagalan moral dan etika komunikasi. Untuk menganalisis fenomena ini, kita dapat merujuk pada konsep-konsep dalam buku "Filsafat dan Etika Komunikasi" oleh Sudirman Tebba.

eksistensialisme, tindakan seseorang mencerminkan kebebasan dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini, tindakan suami  mencerminkan penggunaan kebebasan secara ekstrim tanpa tanggung jawab moral. Eksistensialisme menekankan pentingnya keaslian dan makna dalam perilaku manusia. Tindakan kekejaman ini menunjukkan adanya krisis eksistensial dan ketidakbermaknaan yang mendalam dalam kehidupan pelakunya.

Utilitarianisme mengukur moralitas tindakan berdasarkan dampaknya terhadap kebahagiaan dan penderitaan. Perbuatan pria ini menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi korbannya serta ketakutan dan  trauma bagi masyarakat sekitar. Menurut prinsip utilitarianisme, tindakan seperti itu sangat tidak bermoral karena  lebih banyak mendatangkan penderitaan daripada kebahagiaan.

Dari sudut pandang deontologis, tindakan tersebut jelas melanggar prinsip moral dasar dalam menghormati kehidupan dan martabat manusia. Deontologi menekankan bahwa semua tindakan  salah secara moral, apapun konsekuensinya. Membunuh atau tidak menghormati tubuh manusia merupakan pelanggaran terhadap kewajiban moral universal.

 Etika Komunikasi dalam Tulisan Sudirman Tebba membahas pentingnya etika dalam segala bentuk komunikasi dalam bukunya Filsafat dan Etika Komunikasi. Kasus ini dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa konsep etika komunikasi yang dipaparkan oleh buku terbitan Sudirman Tebba.

 Salah satu prinsip utama etika komunikasi adalah kejujuran dan keterbukaan. Kasus ini menunjukkan  kebohongan dan penyembunyian yang ekstrim. Sang suami jelas-jelas tidak jujur dan terbuka terhadap istri dan orang-orang disekitarnya. Etika komunikasi menekankan bahwa hubungan yang sehat didasarkan pada kejujuran.

Sudirman Tebba juga menekankan pentingnya menghormati harkat dan martabat manusia dalam segala bentuk komunikasi. Memotong daging manusia dan menawarkannya kepada orang lain merupakan pelanggaran berat terhadap martabat manusia dan merupakan bentuk komunikasi yang sangat tidak etis yang menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap kehidupan manusia. Etika Komunikasi juga mengajarkan pentingnya penyelesaian konflik melalui dialog dan negosiasi.

 

Dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, konflik harus diselesaikan melalui komunikasi yang sehat dan damai. Tindakan kekerasan  ekstrem ini menunjukkan kegagalan total dalam komunikasi yang etis dan konstruktif.

Tanggung Jawab Sosial Menurut  Sudirman Tebba, setiap individu mempunyai tanggung jawab sosial dalam berkomunikasi. Menawarkan daging manusia kepada sesama bukan hanya tidak etis tetapi juga menunjukkan kurangnya pemahaman tentang tanggung jawab sosial. Hal ini menimbulkan trauma dan ketakutan di masyarakat serta menunjukkan kurangnya tanggung jawab atas dampak sosial dari tindakan tersebut.  Implikasi Sosial dan Hukum Analisis ini menunjukkan bahwa kasus seorang suami yang memutilasi istrinya dan menawarkan dagingnya kepada tetangganya merupakan contoh tragis  kegagalan komunikasi moral dan etika.

 Hal ini bukan hanya merupakan permasalahan individu, namun juga merupakan permasalahan sosial yang memerlukan intervensi hukum dan pencegahan lebih lanjut. Penting bagi masyarakat dan sistem hukum untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah  kekerasan seperti ini terjadi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun