"Terimakasih banyak." jawab anak tersebut sambil menerima permen dari tangan Timmy." Omong-omong kamu lagi apa lari-lari?" tanya anak tersebut sambil memakan permen yang diberi Timmy.
"Oh. Biasa, dihukum. Aku telat masuk kelas tadi." jawab Timmy dengan santai.
"Kenapa kamu bisa telat memang?" tanya anak tersebut.
"Aku tidak naik ke kelas saat bel berbunyi. Lagi pula, aku lebih memilih berada di luar kelas dibanding mengikuti pelajaran di kelas. Bosan." kata Timmy.Â
"Kenapa bosan? Aku tidak sekolah jadi aku tidak tahu." tanya anak tersebut.
"Oh begitu. Kamu umur berapa memang?"
"12 tahun." jawab anak tersebut sambil membuka permen baru.
"Oh, sama kita. Kenapa kamu tidak sekolah?"
"Orangtuaku bilang tidak usah. Lagi pula, aku juga mendapat cukup uang dari bekerja sebagai pengantar koran keliling setiap pagi. Â Meskipun sedikit, itu tetap bisa membantu orangtuaku. Meskipun begitu, sebenarnya aku sangat ingin bersekolah."
Timmy terkaget mendengar hal tersebut. Ia lanjut menyimak anak tersebut berbicara.
"Itu mengapa setiap hari aku menyempatkan diri untuk kesini melihat sekolah. Hanya dari pagar saja sudah cukup. Aku bisa melihat para siswa-siswi berolahraga, bermain, berbincang-bincang. Maaf kalau aku menganggu dengan melihatmu dari pagar."