Dapat Guyuran 20T dari Perancis, Kominfo Fokuskan untuk Pembiayan Satelit, Broadcasting dan Pusat Data Nasional    Â
Sejauh ini sering terdengar berita kucuran investasi dari luar negeri untuk Indonesia. Seperti halnya investasi yang berhasil diraih Menkominfo, Johnny G Plate sewaktu mengunjungi tiga negara di Eropa. Dari Perancis sendiri, Indonesia bisa meraup total investasi sebesar 20 triliun. Lantas pertanyaan kemudian adalah ke mana larinya investasi menggirukan ini.
Publik perlu menyadari bahwa program-program pemerintah pada dasarnya untuk menutup hajat hidup banyak orang. Tanpa kita sadari, kemajuan teknologi telah memaksa kita untuk berinovasi di dunia maya. Setelah jaringan supercepat 5G, kini muncul teknologi metaverse. Masyarakat bisa meraup pundi-pundi uang jika menguasai teknologi informasi.
Untuk itulah investasi besar diperlukan agar pemerintah sebagai penentu kebijakan tidak disalahkan jika negara ini dianggap tertinggal. Salah satu ikhtiarnya adalah menggandeng investor dari negara-negara maju. Dengan investasi ini, pemerintah negara maju seperti Inggris dan Perancis telah mempercayai pemerintah Indonesia untuk upgrade teknologi agar tak tertinggal dari negara lain.
Sebagai informasi, saat ini Kementrian Komunikasi dan Informatika atau yang akrab dipanggil Kominfo tengah mengerjakan tiga proyek strategis diantaranya satelit, broadcasting dan Pusat Data Nasional. Rencanya proyek-proyek tersebut akan dikerjakan dengan dukungan investasi dari Perancis, senilai 1,4 miliar dolar atau 20 triliun lebih.
Jubir kominfo, Dedy Permadi membeberkan rincian investasi tersebut. Untuk pembiayan SATRIA-2A 150 Gbps yang diproduksi Thales Alenia akan memakan dana senilai 600 juta dolar, digital broadcasting TVRI berkisar 400 juta dolar dan Pusat Data Nasional senilai 400 juta dolar. Pembiayaan tiga proyek tersebut diharapkan bisa memberi manfaat besar bagi bangsa Indonesia.
Dengan adanya satelit SATRIA, diharapkan biaya internet bisa dihemat selama 15 tahun dengan total nilai 29 triliun rupiah. Juga biaya electronic government yang akan mengalami penghematan hingga 4 triliun dari APBN. Selain itu, untuk dunia edukasi digital, biayanya bisa dihemat hingga 59 miliar.
Untuk digital broadcasting sendiri, masyarakat akan mendapat manfaat seperti kualitas siaran TV yang lebih sabil dan tahan gangguan. Disamping itu, juga memungkinkan siaran dengan resolusi HDTV secara lebih efisien dan kemampuan penyiaran multiprogram dengan memakai kanal frekuensi yang lebih efektif.
Terakhir, untuk pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) memiliki manfaat untuk mendorong terwujudnya operasionalisasi data yang lebih aman, efisien, dan efektif. Kominfo rencananya akan menyiapkan Government Cloud atau PDN di empat titik lokasi, yakni Jabodetabek, Batam, Labuan Bajo dan Ibukota negara baru.
Menkominfo, Johnny G Plate menjelaskan jika PDN ini akan dibangun dengan standar Global Tier-IV. Standar tersebut merupakan standar tertinggi pusat data global yang memiliki spesifikasi 42 ribu cores dan mempunyai kapasitas 72 petabytes. Untuk saat ini, pemerintah menggunakan 2700 pusat data dan server di mana baru 3% yang berstandar internasional. Oleh karena itulah muncul masalah interope]rabilitas data dalam menghasilkan satu data untuk pengambilan keputusan.
Sebelumnya Johnny Plate mengungkapkan jika pembiayaan PDN nantinya akan menyerap APBN dalam jumlah besar, tetapi akan menghemat penggunaan belanja negara ke depannya. Dengan adanya investasi fantastis dari Perancis, diharapkan proyek ini tak terlalu membebani keuangan APBN.
Semoga saja ketiga proyek tersebut bisa terealisai secepatnya dan membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Pemerintah Indonesia telah membuktikan bahwa investasi yang dibawa di luar negeri benar-benar diarahkan untuk hal-hal baik guna mendorong pertumbuhan ekonomi kita. Mungkin awalnya terasa membebani kerja pemerintah, tapi setelahnya akan dirasakan manfaat yang begitu menjanjikan.
Sebagai contoh dalam pengurusan papor secara online, ketika diterapkan antrian online, kini masyarakat bisa dengan mudah mengurus sendiri dan ketika sudah jadi bisa diantar ke rumah. Harusnya semua pelayanan administrasi penduduk suda bisa dilakukan secara online. Berkaca dari pengalaman pribadi, untuk pindah kk dan membuat ktp baru saja butuh waktu berbulan-bulan. Tentunya imbas lamanya pengurusan mengakibatkan terhambatnya pengurusan keperluan lain seperti pembukaan rekening Bank.
Akhirnya kita dukung program-program unggulan pemerintah yang bertujuan untuk kemakmuran rakyat. Sudah saatnya Indonesia memiliki internet cepat yang terjangkau lewat satelit yang mengudara. Juga kualitas penyiaran  yang berkualitas dan layanan pusat data nasional yang mendongkrak perekonomian bangsa.
Salam Indonesia Maju!
Referensi:
https://aptika.kominfo.go.id/2022/03/dapat-investasi-rp20-triliun-dari-prancis-kemkominfo-garap-digital-broadcasting-hingga-pusat-data-nasional/#:~:text=Kementerian%20Komunikasi%20dan%20Informatika%20(Kemkominfo,Rp20%2C057%20triliun%20dari%20Prancis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H