Mohon tunggu...
Kayin Fauzi
Kayin Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - EAT - SLEEP - TRAVEL

Saya adalah seorang karyawan swasta di Balikpapan yang juga hobby traveling dan wisata kuliner. Hal ini berawa dari saya bekerja di perusahaan tambang yang menuntut saya untuk melakukan perjalanan dinas keluar kota. Saya suka mendokumetasikan semua aktivitas traveling saya dan biasanya kami share di medsos saya maupun di kompasiana sebagai bahan referensi para traveler lain jika di perlukan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berkelana ke Den Haag Cari Makan Siang di Warung "Si Des"

4 April 2020   14:09 Diperbarui: 4 April 2020   14:20 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah membeli French Fries khas Amsterdam yang super Yummy, kami akhirnya masuk ke Central Station yang ada di Amterdam. Beli tiket untuk kereta listrik jurusan Denhaag yang pagi ini akan kita naiki.

Menikmati French Fries ala Amsterdam | Dokumentasi pribadi
Menikmati French Fries ala Amsterdam | Dokumentasi pribadi
Semua lancar dan mudah akhirnya kami menuju escalator turun menuju tempat pemberangkatan kereta. Jangan lupa perhatikan karcis dan sesuaikan dengan no kereta yang akan kita naiki

Jarak Amterdam sampai Denhag akan di tempuh kurang lebih 50 menit, kereta akan melewati daerah pertanian yang saat ini tampak masgul karena bulan February masih tergolong dingin.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kiri kanan nampak hamparan lahan yang luas persawahan nya yang tertata dan rapi, nyaris tidak ada gundukan maupun jurang yang tampak sepanjang perjalanan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi


Kecepatan kereta rata-rata 125 km/jam | Dokumentasi pribadi
Kecepatan kereta rata-rata 125 km/jam | Dokumentasi pribadi

Kereta Listrik Double Decker Amsterdam - Denhaag | Dokumentasi pribadi
Kereta Listrik Double Decker Amsterdam - Denhaag | Dokumentasi pribadi

Untung kami salah kelas, beli tiketnya kelas ekonomi tapi karena nggak ngerti langsung aja naik ke kereta yang lantai 2. Kursinya tersusun rapi berhadap-hadapan masing-masing baris terdiri dari 2 kursi. Nampak bersiih dan senyap, keretapun meluncur dengan lancar tanpa hambatan.

Tujuan utama ke Denhaag hanya untuk makan siang di warung khas Indo di sana, namanya Si Des...kayaknya ini aslinya warung Desi....he...he..he.

Setelah kelililing sekitar stasiun di Denhaag sambil cari souvenir khas dan photo-photo gedung bersejarah di sana, salah satunya nemu Universitas Leiden, kini perut terasa lapar, kami langsung menuju Si Des yang menyajikan makanan khas Sunda tapi dengan edisi pedas nampol. Sekilas tidak beda jauh dengan taste yang ada di Indo.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Beberapa menu kami pesan antara lain, bakso, cah kangkung belacan, oseng kecambah dan terong tak lupa ayam penyet. Nah berhubung dah kenyang, saatnya kembali ke Amterdam untuk melanjutkan tidur yang masih terhutanng...

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Warung
Warung " Si Des " Khas Indonesia di Den Haag |  Dokumentasi pribadi

Oke traveler sekian dulu cerita kali ini, nanti kita sambung lagi dengan cerita serunya mengunjungi Volendam yang terkenal dengan windmill alias kuncir angin dan suguhan hot coklatnya yang maknyus...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun