Mohon tunggu...
Yohanes Setiawan
Yohanes Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pustakawan

Pecinta buku dan literasi: Percaya bahwa membaca adalah kunci membuka jendela dunia dan memperkaya jiwa. Mari kita jelajahi dunia melalui kata-kata dan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Lingkungan: Sebuah Peluang bagi Pendidikan Homeschooling di Era Digital

17 November 2024   13:30 Diperbarui: 18 November 2024   10:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital yang serba cepat, homeschooling semakin populer sebagai alternatif pendidikan yang fleksibel dan personal bagi anak-anak. Namun, di tengah perkembangan teknologi yang pesat, muncul kekhawatiran tentang kurangnya interaksi anak-anak dengan alam. Banyak keluarga homeschooling kini mulai mengadopsi pendekatan literasi lingkungan alam sebagai bagian integral dari kurikulum mereka, untuk menyeimbangkan pembelajaran berbasis layar dengan pengalaman langsung di alam terbuka.

Homeschooling di era digital menawarkan akses tanpa batas ke materi pendidikan melalui internet, aplikasi belajar, dan juga platform daring lainnya. Anak-anak dapat belajar kapan saja dan di mana saja, dengan materi yang mudah diakses melalui gadget. Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, namun ada efek samping yang tidak bisa diabaikan oleh orang tua siswa homeschooling: anak-anak menjadi lebih jarang berinteraksi dengan lingkungan alam sekitar. Dalam kondisi ini, literasi lingkungan menjadi isu yang semakin mendesak untuk diintegrasikan dalam pendidikan homeschooling.

Literasi lingkungan mengacu pada pemahaman anak-anak tentang ekosistem, keberlanjutan, dan dampak manusia terhadap alam. Dengan mengajarkan literasi lingkungan, keluarga homeschooling berupaya mengembalikan keseimbangan antara pembelajaran digital dan pengalaman dengan alam. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman akademis, tetapi juga menanamkan rasa peduli dan rasa memiliki terhadap lingkungan yang semakin hari semakin terancam oleh perubahan iklim dan kerusakan alam.

Kegiatan homeschooling yang mengusung literasi lingkungan perlu melibatkan aktivitas langsung di alam, seperti berkebun, mengamati satwa, atau membersihkan sungai atau pantai dari sampah plastik. Anak-anak harus diajak untuk memahami siklus alam melalui pengalaman nyata, misalnya dengan menanam pohon dan mempelajari proses fotosintesis, atau mempelajari dampak pencemaran air dengan mengunjungi sungai yang tercemar. Kegiatan ini memberikan pemahaman yang mendalam, karena anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga melihat dan mengalami langsung bagaimana alam hidup dan berfungsi.

Salah satu metode yang dapat diadopsi dalam kurikulum homeschooling adalah nature-based learning, di mana anak-anak diajak belajar di alam terbuka. Dalam pembelajaran berbasis alam ini, teknologi sering kali digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai fokus utama. Anak-anak mungkin akan menggunakan aplikasi identifikasi tanaman untuk mempelajari spesies lokal, tetapi mereka tetap didorong untuk mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitarnya. Pendekatan ini dapat membantu anak-anak memahami keanekaragaman hayati baik tumbuhan maupun juga satwa serta pentingnya menjaga kelestarian alam.

Namun, mengajarkan literasi lingkungan dalam homeschooling juga menghadapi tantangan. Di perkotaan, misalnya, keterbatasan ruang hijau menjadi kendala bagi keluarga yang ingin memberikan pengalaman alam langsung kepada anak-anak mereka. Selain itu, banyak keluarga yang masih berjuang menemukan keseimbangan antara pembelajaran digital dan kegiatan di luar ruangan, terutama ketika teknologi semakin mendominasi kehidupan sehari-hari.

Untuk mengatasi tantangan ini, komunitas homeschooling perlu mengadakan kegiatan bersama, seperti "Nature Walk" di taman kota atau proyek konservasi lokal seperti kebun binatang. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar dari alam, tetapi juga memperkuat hubungan sosial di antara keluarga homeschooling.

Di masa depan, literasi lingkungan dalam homeschooling dapat menjadi solusi untuk membentuk generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap alam. Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya keberlanjutan dan perlindungan lingkungan sejak dini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih sadar lingkungan, yang mampu menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga kelestarian bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun