Mohon tunggu...
Kautsar Luthfian Ramadhan
Kautsar Luthfian Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Kimia, Nikmati juga konten menarik SpotiCay di platform lainnya (Instagram, Youtube, Spotify, Tiktok)

Teknik Kimia | Pengetahuan | Kisah Pribadi | Opini |

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Rahasia di Balik Layar Sentuh Ponsel yang Merealisasikan Imajinasimu

17 Desember 2022   16:15 Diperbarui: 17 Desember 2022   16:15 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Visualisasi Cara Kerja Touch Screen - SpotiCay (Dokumentasi Pribadi)

Pada tahun 2010, Korea Selatan mengalami musim dingin yang tidak biasa. Orang-orang tidak dapat menyalakan ponsel pintar mereka saat mengenakan sarung tangan, jadi mereka mulai menggunakan camilan sosis, yang menyebabkan satu perusahaan mengalami kenaikan penjualan sosis sebesar 40%. Jadi, apa yang bisa sosis lakukan tapi sarung tangan tidak bisa? Dengan kata lain, bagaimana sebenarnya kerja layar sentuh?

Pada 1965, pertama kali layar sentuh diciptakan untuk membantu pengontrol lalu-lintas udara Inggris agar efisien memperbarui rencana penerbangan. Akan tetapi, teknologi tersebut terlalu susah dan mahal untuk pemakaian luas. Berpuluh-puluh tahun kemudian, para insinyur mengembangkan lebih jauh teknologi ini dan bereksperimen dengan berbagai macam pilihan layar sentuh. Dengan segera, layar sentuh resistif akhirnya mendominasi pasar.

Tapi kemudian, pada 2007, Apple meluncurkan iPhone yang pertama. Itu memang sebuah terobosan, namun dasarnya masih sama dengan layar sentuh yang pertama: kapasitansi. Saat ini, layar sentuh kapasitif dan resistif adalah dua tipe yang paling umum. Keduanya menggunakan input eksternal untuk melengkapi alur listrik. Pada bahan konduktif, elektron mengalir disekitar atom, membentuk sebuah arus listrik. Berlawanan dengan isolator, elektron pada pengantar terikat lemah dan mengalir dengan mudah.

Layar sentuh resistif memiliki dua lapisan. Atasnya berbahan lentur, bening, biasanya plastik, sementara bagian bawahnya adalah benda yang kaku seperti kaca. Lapisan-lapisan ini dilapisi dengan bahan konduksi dan dipisahkan oleh celah yang tipis. Saat sesuatu mendorongnya cukup keras, lapisan-lapisan itu terhubung, melengkapi arus listrik. Hal Ini menyebabkan perubahan tegangan pada mesin perangkat lunak yang bereaksi. Layar sentuh resistif bisa jadi sedikit tidak responsif, tapi mereka umumnya murah dan awet, jadi mereka disukai untuk penggunaan massal maupun perindustrian. Mayoritas yang diproduksi tahun 2007 adalah layar sentuh resistif. Tetapi beberapa tahun setelah peluncuran iPhone, kebanyakan menjadi kapasitif.

Ilustrasi/Visualisasi Cara Kerja Touch Screen - SpotiCay (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi/Visualisasi Cara Kerja Touch Screen - SpotiCay (Dokumentasi Pribadi)

Tipe ponsel mungkin bermacam-macam, tapi layar sentuh pada ponsel pintar biasanya terdiri dari pelindung, bagian luar kaca isolasi, dan paling bawah adalah layar LCD yang memproduksi gambar-gambar yang kamu lihat. Di antara bagian luar kaca dan layar LCD ada beberapa plat. Satunya dilapisi dengan barisan bahan konduktif transparan yang mengantar arus listrik bolak-balik. Lapisan isolasi tipis memisahkan sususan konduktif ini dari yang lainnya yang disusun seperti kolom-kolom. Dengan garis satu di atas yang lain, membentuk sebuah jala. Titik-titik dimana mereka saling bersilangan disebut simpul. Baterai ponsel menarik elektron melalui susunan pada lapisan pertama, lalu beberapa elektron terakumulasi pada tiap simpul, menghasilkan sebuah bidang listrik sempit.

Tampilan-tampilan ini disebut layar sentuh kapasitif karena simpul-simpulnya bertindak seperti kapasitor dengan menyimpan muatan. Mereka umumnya lebih mudah digunakan ketimbang layar sentuh resistif sebab mereka secara langsung berinteraksi dengan jarimu tanpa menggunakan paksaan. Badanmu adalah penghantar terbaik yang menghantarkan arus listrik secara terus menerus. Mengapa? Karena 60% dari tubuhmu adalah air. Meski secara kimiawi air murni adalah isolator, air kebanyakan itu tidak murni. Air di dalam tubuhmu kaya akan ion atom dan molekul-molekul yang mempunyai muatan listrik bersih. Jadi saat kamu menekan sebuah aplikasi, jarimu berfungsi seperti saluran listrik ke-3. Ia berinteraksi dengan bidang listrik yang sudah ada, yang menimbulkan arus listrik lemah yang berjalan melalui jari-jarimu dan pada akhirnya, kembali ke dalam ponsel.

Hal ini mengubah besaran muatan pada simpul-simpul yang terkena. Pengukuran tegangan pada lapisan kedua memberi tahu mikroprosesor ponsel bagian layar mana yang disentuh. Namun, jika kamu mencoba menggunakan ponsel pintar dengan tangan basah atau bersarung tangan, kamu mungkin akan menghadapi kendala. Keduanya mengganggu koneksi listrik antara jarimu dengan ponsel.

Jika layar terkena cipratan air, kemungkinan akan memantik banyak simpul dasar dan ponsel pun bisa bertingkah seperti disentuh di berbagai tempat secara bersamaan. Di sisi lain, sarung tangan adalah isolator, jadi muatan listrik tidak dapat mengalir. Sedangkan, pada benda-benda yang menghantarkan listrik seperti jarimu, kulit pisang dan daging olahan tertentu, semuanya dapat mengaktifkan layar. Sebuah solusi yang mantap, saat kamu dalam kesulitan serupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun