Bentuk spiral ini menyebarkan arus udara, mengubah angin berkecepatan 240 kilometer per jam menjadi hembusan yang tidak berbahaya. Mempertimbangkan ketinggian dan desainnya yang unik, Burj Khalifa selesai dalam periode lima tahun yang sangat singkat. Namun, kecepatan ini datang dengan biaya manusia yang besar.
Tenaga kerja sebagian besar terdiri dari migran Asia Selatan, yang secara teratur mengalami shift selama 12 jam dengan upah harian sekitar $10. Mereka yang mencoba untuk berhenti atau kembali ke rumah, gaji dan paspor mereka ditahan oleh perusahaan konstruksi proyek. Kondisi yang kejam ini menyebabkan banyak protes, di samping setidaknya satu bunuh diri, dan satu kecelakaan fatal dilaporkan di lokasi.
Pada tahun-tahun setelah penyelesaian menara, Uni Emirat Arab berada di bawah pengawasan ketat karena gagal menegakkan undang-undang perlindungan pekerja. Mudah-mudahan, proyek masa depan akan memprioritaskan individu manusia di balik keajaiban teknik ini daripada bangunan itu sendiri.
Jika kamu merasa bahwa artikel ini bermanfaat bagimu atau orang yang kamu kenal dan kamu rasa perlu untuk membaca artikel ini (seperti Mahasiswa Teknik Sipil, Mahasiswa teknik arsitek, temanmu dll), bagikanlah untuk kebermanfaatan bersama dan membuatku bersemangat untuk menyajikan konten konten bermanfaat lainnya.
Secara pribadi aku berterimakasih sama Kamu, penikmat karyaku untuk membaca artikel ini sampai selesai. Semoga di lain waktu kita bisa ketemu, tolong izinin aku untuk jabat tanganmu dan ngucapin terima kasih secara langsung karena telah menjadi bagian dari sahabat sekaligus penikmat karyaku.
Kamu juga bisa menikmati podcastku “SpotiCay” di spotify, konten audio visual ku di kanal youtube “Kautsar Ramadhan”. Nikmati juga konten konten menarik lainnya di instagram di @ramadhan_kautsar. Terimakasih ^ _^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H