Para dewa telah memberikan Utanapishti keabadian setelah banjir besar, di mana ia membangun sebuah perahu, memuat dua dari setiap hewan ke atasnya, dan mendarat di puncak gunung. Utanapishti juga mendorong Gilgamesh untuk menerima bahwa kematian datang untuk semua orang. Tapi Gilgamesh tetap tidak mau mengalah. Jadi Utanapishti memberitahunya bahwa jika dia bisa menaklukkan tidur, para dewa mungkin akan memberinya keabadian. Gilgamesh berniat untuk tetap terjaga selama tujuh hari, tetapi langsung tertidur.
Utanapishti kemudian bercerita tentang tanaman ajaib yang tumbuh di dasar laut dan memberikan awet muda. Meskipun Gilgamesh berhasil mengambil tanaman itu, seekor ular mencurinya dalam perjalanan pulang. Tetapi ketika Gilgamesh melihat kotanya yang indah lagi, dia berdamai dengan kematiannya dan bersumpah untuk menghabiskan hidupnya melakukan perbuatan-perbuatan besar, bijaksana dan baik.
Dia menulis ceritanya di sebuah prasasti yang terbuat dari lapis lazuli dan menguburnya di bawah tembok kota agar generasi mendatang dapat menemukan dan belajar darinya. prasati yang ditemukan di Niniwe adalah bagian dari perpustakaan raja Asyur, Ashurbanipal. Meskipun ceritanya mistis, Gilgamesh mungkin adalah raja Uruk yang sebenarnya. Versi kisahnya berasal dari tahun 2000 Sebelum masehi dan mungkin bahkan lebih lama lagi, dan masih dapat kita ketahui bersama melalui literatur hingga hari ini.
Itulah dia secuil Kisah Epik Gilgames, raja yang mencoba menaklukkan kematian. Secara pribadi aku berterimakasih sama Kamu, penikmat karyaku untuk membaca artikel ini sampai selesai. Semoga di lain waktu kita bisa ketemu, tolong izinin aku untuk jabat tanganmu dan ngucapin terima kasih secara langsung karena telah menjadi bagian dari sahabat sekaligus penikmat karyaku.
Kamu juga bisa menikmati podcastku "SpotiCay" di spotify, konten audio visual ku di kanal youtube "Kautsar Ramadhan". Nikmati juga konten konten menarik lainnya di instagram di @ramadhan_kautsar. Terimakasih ^ _^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H