Kelompok dengan anggota yang menyebrang ke area lawan terbanyak, mereka yang menang. Permainan ini melatih konsentrasi dan kemampuan fisik siswa-siswi sehingga bisa dikatakan permainan ini sangat cocok dilakukan pada saat pelajaran olahraga.
Di sisi lain, siswa-siswi menjadi tahu bahwa permainan "batu, gunting, kertas" yang selama ini sering mereka mainkan tidak hanya dimainkan oleh anak-anak Indonesia. Permainan ini tersebar ke seluruh dunia dari bangsa China saat Dinasti Han namun setiap negara menyebut permainan ini dengan nama-nama yang berbeda, termasuk Jepang yang menyebut permainan ini dengan Janken atau Jankenpon.
Permainan terakhir yang berhadiah besar yaitu Kingyo Sukui, merupakan permainan yang selalu ada ketika festival musim panas di Jepang. Permainan ini dilakukan dengan cara menangkap ikan menggunakan saringan kertas. Namun Kingyo Sukui yang dilakukan siswa siswi hanya sekadar menangkap satu ikan untuk setiap muridnya. Mereka diperbolehkan untuk membawa pulang dan merawat ikan yang sudah mereka tangkap. Menurut anak-anak, ikan ini merupakan hadiah yang paling mereka senangi.
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI mengaku perasaan mereka terbalaskan berkat P2M yang sukses terlaksanakan karena setiap kegiatannya mengundang tawa bahagia dan ceria anak-anak. Menurut kami P2M ini sungguh merupakan pengalaman yang berharga dan menghangatkan perasaan.Â
Kami berharap siswa siswi SDN Sagalaherang IV dapat menerima semua ilmu baru yang diberikan dengan baik, dapat terus menanamkan dan mempertahankan semangat belajar, selalu menambah literasi, dan menjaga solidaritas dan perdamaian baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H