Mohon tunggu...
Dzulhizam
Dzulhizam Mohon Tunggu... -

Tersesat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sawan (Bag. Dua)

30 Oktober 2015   09:07 Diperbarui: 30 Oktober 2015   10:01 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Tangis langit akan diseka jemari pohonan

dan tanaman-tanaman tabah-

lah kias pupuk sumpah sepata subur tanah

kianlah ilalang merupa bianglala.

Namun, ketika kemarau lindap di tanah Ayah

menggarislah retak kerut jidatnya

rerumputan beruban kemuning kering

seperti logam berkerat karat.

 

Sisa kabut mengudara menggelayut

Pitamlah wajah cendrawasih

Membuat sesak ke perut dan pori-pori bumi

Bila angin tiba-tiba mengencang

Maka tanda laut sedang meriuh bimbang

Namun, tetap tarik nafasmu sedalam

Sesampai ke paru-paru

Kan semburat purnama jingga di benakmu

Merupa tafsir kekasihmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun