Mohon tunggu...
Keluarga Bunga Gunung
Keluarga Bunga Gunung Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Dua Pecinta

Pasangan suami-istri yang tertarik menulis soal parenting, nyastra, dan sebagainya, sebagainya, sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Cerita Ibu: Beli Baju Newborn Cukup Berapa Banyak?

29 Juli 2022   13:13 Diperbarui: 29 Juli 2022   13:21 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menantikan kelahiran anak pertama punya euforia tersendiri bagi para orang tua baru. Biasanya, kegembiraan itu diimplementasikan dengan banyak belanja kebutuhan Si Kecil, terutama pakaian.

Tapi sebenernya, beli baju dan perintilannya cukup berapa banyak, sih? Dan apa aja yang bener-bener dipakai sehari-hari?

Begini pengalaman saya dan anak pertama saya. 

Minimal punya apa saja?

1. Baju Kancing dan Celana Pop

Gambar Baju Kancing dan Celana Pop (dokpri)
Gambar Baju Kancing dan Celana Pop (dokpri)

Sehari-hari, saya pakaikan anak saya baju kancing yang dipasangkan dengan celana pop.  Bahannya lembut dan adem, nyaman sekali dipakai. Masing-masing ada selusin. Untuk baju kancingnya, di anak saya, cukup sampai usia 2.5 bulan. Sementara celana pop-nya, saya pakaikan ukuran besar karena perut newborn tuh buncit yaa, jadinya saya merasa gak tega aja kalo makein yang ngepas ukurannya. Lumayan, sampe sekarang jalan 4 bulan masih kepake.

2. Baju Jumper

Baju Jumper Bayi (dokpri)
Baju Jumper Bayi (dokpri)

Selain baju atas bawah, sehari-hari saya juga suka pakaikan anak saya jumper tangan pendek. Ada 4pcs jumper yang kepake banget. Sebenarnya ada 6pcs, tapi yang 2-nya hanya sebagai cadangan karena ukurannya kurang pas di badan anak saya. Jumper-jumper ini cukup sampai usia 2 bulan saja.

3. Kain Bedong

Anak saya punya selusin kain bedong, yang terpakai hanya sebulan. Lepas dari usia 1 bulan, kaki anak saya mulai aktif menendang-nendang hingga kainnya sering tercerai-berai. Karena kain bedongnya bukan kain bedong instan, setelah sebulan itu, kain-kain ini bisa dipakai sebagai selimut tipis, atau alas kasur, atau alas stroller, dsb.

4. Sarung Tangan dan Kaki

Sarung tangan dan kaki ini bener-bener terpakai setelah anak saya lepas bedong. Sepengalaman saya, setidaknya butuh 6 set. Biasanya 1 set terdiri dari sepasang sarung tangan dan sepasang sarung kaki. Di usia 3 bulan, sarung kakinya sudah gak muat di anak saya, lalu berganti ke kaus kaki. Sarung tangannya masih dipakai saat tidur malam hari, pun siang ketika tangannya terasa dingin.

5. Sapu Tangan 

Anak saya ada 8pcs sapu tangan: 6pcs berbahan handuk & 2 pcs berbahan kain katun. Ini berguna banget untuk ngelap tumpahan susu di area dagu dan pipi. Atau buat ngelap gumoh juga. Di usia 3 bulan, anak saya mulai mainin air liurnya, jadi ini bisa dipakai juga untuk mengelap area bibir, pipi, dan dagu yang terkena liurnya itu. Untuk yang satu ini menurut saya oke kalau punya banyak, karena bisa dipakai sampai nanti-nanti.

6. Handuk Mandi

Awalnya, saya cuma beli 2 handuk mandi. Saya pikir, kan kalau yang satunya dicuci, masih ada satu lagi. Ternyata ada momen handuknya kena pup, kena pipis, kena gumoh, atau kena muntah. Alhamdulillah gak nyangka anak saya dapet kado 5pcs handuk. Emang pas bener. Jadi menurut saya, punya handuk banyak malah sangat membantu. Toh handuk bisa dipakai terus sampai lama, malah bisa juga dipinjam Bapak atau Ibu untuk ngeringin rambut, hehehe. 

Plus-Minus Beli Pakaian Sedikit

Punya baju dan celana newborn secukupnya tentu saja ada plus dan minusnya. 

Nilai Plus

  • Gak mubazir

Sebelum anak saya lahir, banyak yang ngingetin saya bahwa bayi itu biasanya cepet besar, jadi gak usah beli baju banyak-banyak. Terbukti dengan hadirnya anak saya yang baju-bajunya hanya cukup sampai usia 2 bulan dan 2.5 bulan saja. Dengan jumlah baju yang "cukup" cenderung mepet, saya bisa mengoptimalkan fungsi dari baju-baju itu. Gak cuma dipakai sekali-dua kali saja, tapi bener-bener terpakai setiap hari selama 2 bulan.  

  • Hemat waktu

Dengan sedikitnya baju yang ada, saya jadinya gak pusing-pusing lagi mikir "hari ini pakai baju apa, ya? Mana aja yang belum terpakai, ya?". 

Semuanya sat set sat set. Dar der dor. Bat bet bat bet. 

Palingan saya cuma mikir "ini baju, gambar bebeknya ada yang kuning, ada yang biru. Celananya mau putih, kuning, atau biru, ya?" Ya seenggaknya, kan, walaupun sedikit, tetep kudu mecing, dong. 

  • Irit tempat

Dengan jumlah baju yang sedikit, tentu saja jadi hemat tempat. Untuk baju, celana, jumper, sarung tangan dan kaki, serta popok sekali pakai ditempatkan di rak minimalis tiga tingkat berukuran 45cm x 25cm x 55cm. Sementara kain bedong, handuk, selimut, dan cadangan sabun mandi, kapas, dll, ditempatkan di lemari plastik empat tingkat. 

  • Hemat biaya

Dengan belanja pakaian newborn secukupnya, jelas menghemat pengeluaran. Dana yang tersisa setidaknya bisa dipakai untuk menambahkan belanja pakaian bayi di bulan-bulan selanjutnya. FYI, di bulan ke-5, produksi keringat anak saya meningkat dibanding sebelumnya. Alhasil bisa ganti baju 1 jam/2 jam sekali. Di bulan-bulan inilah saatnya membeli lebih banyak baju. 

Nilai Minus

  • Kalau difoto bajunya itu-itu aja

Punya baju sedikit tentu saja bikin koleksi foto tidak bervariasi. Makanya ketika momen-momen tertentu, seperti saat ulang bulan, misalnya, saya pakaikan anak saya baju yang bukan untuk sehari-hari. Agak mubazir memang, karena hanya dipakai sekali-dua kali saja setelahnya. 

  • Mesti rajin nyuci dan nyetrika

Saya biasa gantikan baju anak saya saat pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam sebelum tidur. Terlebih kalau terkena gumoh dan muntahan dahak yang cukup banyak. Untuk itu, jadinya memang harus sering mencuci dan menyetrika. Hal ini agak berat memang untuk Ibu yang tidak memiliki ART seperti saya, ditambah kalau tidak mau mencuci baju bayi dengan mesin cuci. Untuk itu, sering-sering nyuci dan nyetrika lebih menyenangkan dibanding menunggu cucian menumpuk. Well, saya beruntung punya suami yang mau ikut mencuci dan menyetrika baju anaknya. 

  • Agak ketar-ketir saat musim hujan

Punya baju secukupnya cenderung mepet tentu bikin ketar-ketir saat musim hujan, ditambah kalau hari itu ganti baju lebih sering dari biasanya. Pada kondisi-kondisi seperti ini, punya baju banyak tentu lebih menyenangkan untuk Ibu. Atau, bisa gunakan kipas angin sebagai alternatif. 

Kapan Beli Baju Lagi?

1. Saat baju-baju sudah mulai susah masuk di bagian kepala atau lengan. Kalau bisa sih dari sebelumnya sudah sedia, ya.

2. Saat produksi keringat anak saya meningkat di bulan ke-5. Ganti baju bisa 1 jam/2 jam sekali.

3. Saat Ibu merasa baju anak Ibu kurang.

4. Saat membutuhkan variasi baju, seperti baju dan celana panjang, kaus dalam, dll. 

Itulah, Pak, Bu, pengalaman saya dengan baju-baju newborn. Ini pengalaman pribadi aja, bisa disesuaikan dengan kebutuhan juga keinginan Bapak dan Ibu di rumah. Semoga membantu. 

Salam,

Katya Sekar. 

Sumber Gambar Lemari Pakaian Anak: https://www.kompas.com/tag/lemari+baju+anak+bayi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun