Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk
Tuk tik tak tik tuk tik tak suara sepatu kuda
Kuakhiri laguku sebagaimana ia tercipta
Pada hari minggu kuturut ayah ke kota
Lagi, kumulai dengan lagu yang sama
Dan kuakhiri sebagaimana lagu itu tercipta
--
Hujan masih deras, baskom-baskom yang ditaruh Ibu
di halaman rumah sudah terisi penuh semua
Ayah belum juga pulang,
kian hari perut ibu semakin buncit seperti baskom
--
Naik delman istimewa ku duduk di muka
Ku duduk di samping Pak Kusir yang sedang bekerja
Di belakang sudah tak tersedia tempat
Darah dari selangkangan Ibu sudah banjir ke mana-mana
--
Â
Mengendarai kuda supaya baik jalannya
Hey!!
"Ayah, tak perlulah Ayah mengajakku ke kota
jika hanya untuk merasakan naik delman, duduk di muka.
Aku sudah tahu rasanya, Yah.
Mengerikan.."
(2014)
-----------------------------------------------
Disclaimer:
Puisi ini dibuat bukan untuk melecehkan lagu anak-anak atau pihak manapun. Ketika membuatnya di tahun 2014, saya membayangkan sebuah keadaan dari sudut pandang anak-anak yang terjebak pada situasi yang tidak seriang dan semenyenangkan lagunya.
Penulis: Katya Sekar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H