Mohon tunggu...
Katya Kiasatina
Katya Kiasatina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student of Universitas Islam Negeri Jakarta majoring International Relations

Having interest in International Economics, Social, Politics and Psycology

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hubungan Bilateral Indonesia dan Israel Pasca Gagalnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20

11 Juni 2023   21:03 Diperbarui: 11 Juni 2023   21:08 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh seluruh kalangan dunia. Permainan yang santai dan tidak membutuhkan infrastruktur lebih dalam melakukan olahraga ini, menjadikan sepak bola menjadi olahraga yang paling diminati di dunia dan bahkan dijadikan budaya. FIFA merupakan induk organisasi sepak bola di dunia. 

Dalam menyelenggarakan kegiatanya, FIFA menempatkan beberapa negara untuk dijadikan sebagai tuan rumah untuk pertandingan sepak bola tersebut, Indonesia mendapatkan giliran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. 

Namun, Indonesia menolak Timnas Israel untuk menjadi salah satu tim dalam pertandingan sepak bola ini. buntut dari kejadian  ini FIFA tidak menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Walaupun FIFA sendiri tidak menyatakan secara jelas mengenai kenapa Indonesia tidak dijadikan tuan rumah pertandingan sepak bola ini. Dibalik penolakan Indonesia kepada Israel ini, kita harus mengetahui sejarah hubungan diplomatic antara Indonesia-Israel.

Sejarah Kerjasama Indonesia-Israel

Kebijakan Luar negeri adalah suatu kebijakan yang dilalui atau ditempuh dari sebuah negara yang terlibat dalam melakukan urusan kerjasma dari sebuah negara ke negara lainnya dengan tujuannya adalah kepentingan nasional dari negara itu sendiri (Nasution, 2015). Indonesia sendiri, menganut kebijakan luar negeri yang berdasarkan dengan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Israel merupakan negara yang pembentukannya dibantu oleh PBB dan Inggris. Warga Iisrael kebanyakan berasal dari pengungsi yahudi yang dipindahkan ke daerah Yerussalem. Hal ini, menimbulkan pro dan kontra. Baik oleh warga yahudi di yerussalem dan warga palestina.  Bagi warga Yahudi di Yerussalem yang tidak setuju akan kehadiran israel adalah warga yahudi yang radikal. Sedangkan yang setuju yahudi yang moderat. Di sisi lain, hal yang paling berdampak akan kehadiran Israel yakni Palestina. Beberapa negara Arab khawatir akan kehadiran Israel dapat mengganggu hak-hak dari Palestina (Iswara, 2021).

            Prinsip Universalisme yang berdasarkan Konstitusi 1945 pada Alinea ke 4 yang berbunyi "Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial" menjadikan dasar kebijakan luar negeri Indonesia (Nasution, 2015). Pada era Kemerdekaan Indonesia. Kebijakan luar negeri Indonesia pada era Soekarno menegaskan mengenai anti-kolonialisme yang terjadi di dunia. Hal ini, berdasarkan latar belakang Indonesia yang berhasil merdeka dari kolonialisme. Disisi lain Indonesia memiliki cita-cita untuk mendamaikan dunia. Oleh karena hal ini, Indonesia berusaha untuk membantu memberantas konflik dan perperangan yang ada di dunia.

Lalu, bagaimana hubungan Indonesia dan Israel?

Pada era perang dingin. Indonesia berusaha untuk menjadi penengah ketika perang yang terjadi diantara Rusia dan Israel. Konferensi Asia-Afrika pertama yang digelar di Bandung merupakan salah satu konfrensi yang merupakan salah satu upaya Indonesia untuk mendamaikan dunia. Namun, dalam KAA ini, Indonesia tidak mengundang Israel dikarenakan israel dilihat sebagai salah satu bagian dari kolonialisme. Diharapkan tidak diundangnya israel pada KAA menjadikan bangsa Arab Bersatu untuk mengusir kolonialisme Israel (Rizqa, 2020).

Pada era Soeharto, Indonesia melakukan hubungan perdagangan secara rahasia dengan Israel. Hubungan ini diadakan ketika Indonesia melakukan pembelian pesawat tempur dari Israel. Operasi ini disebut sebagai Operasi Alpha. Yitzhak Rabin yang merupakan PM Israel bertemu dengan presiden Soeharto yang bertujuannya untuk membuka hubungan bilateral perdagangan antara Israel dan Indonesia dan sebagai upaya pencerahan perdamaian diantara Palestina dan Israel. Namun, pertemuan ini dilakukan secara tertutup.

Pada era presiden Abdurrahman Wahid. Indonesia sendiri berniat untuk menjalin hubungan Kerjasama diantara Indonesia dan Israel. Hal ini didasari karena israel memiliki pengaruh pada penguasa-penguasa ekonomi di dunia yang didominasi oleh Yahudi dan pertukaran teknologi yang dimiliki oleh Israel. Hal ini dilakuakan oleh presiden Abdurrahman Wahid dikarenakan politik Indonesia harus sama dengan pihak negara. Namun hal ini, mengalami penolakan oleh beberapa tokoh dan juga masyarakat khususnya kelompok islam auntuk menolak hubungan dengan Israel dalam bentuk apapun.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun