Mohon tunggu...
Katon Mahardika
Katon Mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Juki yang Terlena

20 November 2020   11:33 Diperbarui: 22 November 2020   01:21 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nada dering alarm begitu keras mengusik tidur Juki yang sangat pulas. Ia menahan rasa kantuk. Kemudian dia membuka matanya secara perlahan.

"Ya ampun!!" Juki terkejut melihat jam ternyata pukul 06.25 pagi. Dia langsung bergegas mandi, kemudian dia merapikan diri lalu tancap gas menggunakan aerox kesayangannya untuk pergi ke kantornya di pusat kota Jakarta. Sesampainya di kantor,ia langsung memarkirkan motornya dan bergegas ke ruang meeting. Sesampainya disana, ia sudah terlambat menghadiri meeting yang sudah dijanjikan karena bosnya akan segera pergi dinas ke luar negeri.

"Maaf, Pak. Saya boleh masuk?" Tanya Juki pada sang bos yang sedang memimpin meeting.

"Iya, silahkan duduk, Juk, tapi maaf, project utamamu sudah digantikan oleh Opet."

"Loh? Tapi kenapa, Pak? Saya kan hanya terlambat sedikit saja."

"Ini bukan masalah lamanya. Tetapi masalah konsistensi. Kita di perusahaan ini bekerjasama. Project itu sudah saya percayakan sama kamu. Meskipun telat sedikit, masih banyak teman-temanmu yang bisa memberi ide cemerlang untuk project itu. Jadi mohon maaf, sudah bagus kamu tidak saya keluarkan dari tim." Jelas bosnya dengan tegas kepada Juki

Juki pun langsung terdiam dengan wajah yang penuh dengan penyesalan bercampur kesedihan. Setelah meeting selesai, Juki pergi menuju meja kerjanya. Dan menyantap bekalnya dengan tidak selera.

"Lah, lu kenapa hari ini, Juk? Sampai telat seperti ini nggak seperti biasanya." celetus sahabatnya, Arfan

"Ini salah gue sih fan. Gue begadang semalam nonton bola el classico sampai subuh, sampai-sampai gue lupa kalau ada project penting dan seharusnya bisa nguntungin gue banget."

"Hmm makanya lu harus mengutamakan profesi dari pada hobi, Juk. Cinta sama tim kesayangan sih boleh-boleh saja. Tapi jangan sampai mengorbankan yang terpenting dalam hiduplu juga" Sambung Arfan sedikit menasehati. 

"Betul juga sih lu, Fan. Besok-besok nggak mau lagi deh" sambung Juki sambil mengerutkan dahinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun