Adapun jumlah pengangguran dari lulusan Sekolah Dasar (SD) 2,62%, Sekolah Menengah Pertama 5,54%, Sekolah Menengah Atas 8,29%, diploma I/II/III 8,29%, dan Sarjana 5,18%. Bambang menduga data itu mengindikasikan mismatch antara pendidikan yang disediakan dan kebutuhan pasar.
Menurut Bambang, salah satu hipotesis kajian ini adalah perlunya optimalisasi pendidikan vokasi untuk mencegah pengangguran saat digitalisasi mendominasi. "Terutama di sektor jasa karena proporsi di sektor itu paling besar dan terus meningkat," ucapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H