Lalu pelajarannya bagi kita pelaku usaha kecil apa?
Benar bahwa seiring dengan munculnya himbauan social distancing, WFH dan “di rumah saja” setidaknya untuk saat ini masih ada konsumen yang mengalihkan pembelian luring (offline) ke daring (online).
Beberapa perusahaan besar seperti susu “Fresh” misalnya makin memfokuskan ke penjualan daring.
Apa berarti ini merupakan momen positif bagi kita pedagang daring? Jangan senang dulu!
Tergantung apa yang Anda produksi dan jual. Kecuali Anda menjual/memproduksi kebutuhan pokok, APD, masker, disinfektan dan sejenisnya merosotnya omzet tetap akan berlangsung meski penjualannya berbasis daring.
Pelajaran sebenarnya bagi kita semua adalah fakta yang tak bisa ditampik bahwa customer adalah berharga.
Mungkin selama ini beberapa dari kita pedagang daring lupa memanusiakan customer dan sekedar menganggapnya sebagai akun, pengumpul poin, pengisi kas, angka-angka dan sebagainya karena jumlah mereka (customer) melimpah.
Hilang satu tumbuh seribu.
Dia ngga' beli masih banyak lainnya yang mau beli.
Paradigma semacam itu seolah runtuh begitu diperhadapkan pada kondisi seperti sekarang. Kita kembali bisa mengapresiasi keberadaan pelanggan (customer) berapapun yang masih tersisa.
Satu pelanggan pun jadi terasa begitu berharga, setidaknya sekedar menunjukkan bahwa roda perekonomian masih berputar.