Apa yang ada dalam benak anda ketika saya menyebut kata "cantik"? Apa itu "wajah cantik"? Apakah kulit putih, langsing, mempunyai kaki jenjang? Atau wajah cantik itu ketika wanita mempunyai mata bak bola pimpong?
Banyaknya definisi "cantik" diatas merupakan hasil tafsiran kita terhadap stimulus yang membangun persepsi kita terhadap kata "cantik". Persepsi adalah proses kita mengkonsruksi suatu kejadian atau gambar (stimulus) yang diterima guna diinterpretasikan menjadi sebuah makna pesan.
Adanya persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni sejarah, agama, keluarga, dan budaya yang kita miliki. Kembali lagi pada definisi "wajah cantik", perbedaan nilai-nilai/identitas budaya yang kita miliki memengaruhi bagaimana cara kita menginterpretasikan makna "cantik".
Mari kita simak gambar berikut ini.
Â
Makna cantik begitu melekat dengan penampilan fisik yang dimiliki seseorang. Dalam gambar A tampak seseorang perempuan dengan kulit putih, rambut panjang, dan postur tubuh langsing, merupakan tolak ukur wajah cantik menurut kebanyakan perempuan zaman now. Atau dengan kata lain ini merupakan definisi wajah cantik yang lazim bagi banyak orang.
Lalu, coba alihkan fokus anda pada gambar B. Persepsi apa yang kemudian muncul ketika anda melihat gambar B? Aneh, ngilu, atau bahkan mengerikan? Bagaimana jika saya katakan kedua wanita itu mempunyai wajah cantik?
Dalam spektrum yang lebih luas, gambar B tersebut merupakan gambaran dari perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh identitaas budaya. Bagi masyarakat Suku Karen di Thailand, mereka menggambarkan perempuan cantik seperti pada gambar diatas dengan banyak lingkaran yang tersusun di leher.