Dalam menyambut Indonesia yang ke-78 Tahun, Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan melakukan serangkaian kegiatan yang menarik. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mengikuti rangkaian acara tersebut.
Rangkaian alur kegiatan ini diawali dengan Pembukaan Pameran Seni Rupa.
Kegiatan Pembukaan Pameran Seni Rupa ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2023, di Museum Pusat Pembelajaran Arntz Geise. Walaupun acara pembukaan dimulai lebih dari jam yang ditetapkan, orang-orang yang datang lumayan banyak, bahkan kebanyakan dari mereka tidak mendapatkan tempat duduk. Walaupun dengan keadaan tempat yang cukup minimalis dan seadanya, acara tersebut dapat berjalan dengan lancar.Â
Acara tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjut dengan penampilan tarian seniman Lena Guslina yang menari menggunakan selendang merah serta topi besar,  penampilan tarian tersebut menggambarkan pesan yang ingin ia sampaikan. Penampilannya mampu membuat kami terhipnotis dan merasakan pesan yang ia ingin  sampaikan karena sebetulnya jika hanya melihat tanpa memaknai, tarian tersebut hanya tarian biasa. Setelah penampilan tersebut dilanjut dengan perkenalan seniman-seniman dibalik karya-karya yang ada di museum ini.
Menurut para seniman ini keadaan Indonesia saat ini sedang kacau balau, dan pameran yang dilakukan ini merupakan satu tawaran untuk kita bagaimana cara kita melihat persoalan-persoalan yang ada saat ini serta melihat persoalan tersebut dari sisi persona. Para seniman ini merasa diapresiasi dan punya ruang untuk menunjukan ekspresinya lewat karya yang dipajang di museum ini. Selanjutnya adalah sambutan oleh Pak Rektor dan peresmian pembukaan Museum Pusat Pembelajaran Arntz Geise. Setelah itu kami semua diajak untuk masuk ke dalam museum dan dipandu oleh seniman-seniman yang ada.
Kegiatan selanjutnya adalah Seminar Kebangsaan IKN
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Agustus 2023 di Lecture Theater Gedung Selatan PPAG lt.9. Dalam kegiatan ini hadir narasumber yang sangat dihormati yaitu Nyoman Nuarta dengan tiga orang penanggap yaitu Prof.Dr. I. Bambang Sugiharto, Prof. Dr. Purnama Salura dan Nurul Arifin. Kegiatan seminar ini dipandu oleh Bapak Andreas Doweng Bolo yang merupakan dosen pancasila saya. Kegiatan diawali dengan doa lalu dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Selanjutnya kegiatan seminar di mulai. Moderator mempersilahkan narasumber untuk memperkenalkan dirinya, sebetulnya kami para audiens sudah tau siapa Pak Nyoman Nuarta beliau merupakan orang dibalik megahnya patuh Garuda Wisnu Kencana dan orang dibalik design Ibu Kota Nusantara yang saat ini sedang berjalan. Setelah itu kami melihat sebuah video yang berisikan basic design IKN, video tersebut membuat saya takjub dan membuat  saya memiliki gambaran tentang design IKN di masa yang akan datang.  Pak Nyoman mengatakan bahwa beliau selama mendesain IKN tersebut berfokus menginginkan desain tersebut dapat membantu dalam sisi ekonomi di Indonesia. Para Penanggap juga menjelaskan biodata singkat tentang dirinya. Lalu dilanjutkan dengan tanya jawab, dimana para audiens sangat aktif. Pesan Pak Nyoman terhadap generasi muda, jika ingin berkarya jangan mau dibatasi dengan batas atau sesuatu yang menghalangi untuk berkarya, sebagai penerus bangsa kita harus merdeka dalam berkarya.
Rangkaian kegiatan yang ketiga adalah Bincang Seni
Bincang seni ini berlangsung pada tanggal 16 Agustus 2023, kegiatan bincang seni ini bertepatan di museum PPAG. Seniman-seniman yang menjadi fokus dalam bincang seni ini ada Diyanto, Erika Ernawan, nandanggawe, Louise Henryette, Lena Guslina, dan Setiyono Wibowo serta ada dua orang dosen yaitu Pak Batu dan Pak Andreas. Bincang Seni ini berlangsung secara santai, kegiatan ini dimuali dengan perkenalan dari para seniman dan perjalanan mereka menjadi seniman. Pak Nandanggawe menggap seni adalah fiksi, menemukan kemerdekaan di ruang seni, seni menelaah semua imajinasi realitas dan non realitas. Pak Nandanggawe mengatakan kita tau seni itu lahir dari peristiwa besar, kemudian ini menyelami kembali dan membuat karya 360 hari tanpa... Seniman Erika Hermawan mulai dengan pertanyaan dasar, bagaimana kita memandang dan melihat subyek. Dalam proses karya seninya ia berangkat dari pertanyaan awal, apakah kita mampu menilai sesuatu yang belum kita ketahui sebelumnya? Buram. Seniman Lena Guslina dalam konsep berkaryanya ia ingin mencoba sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda, dan mengenal diri sedniri denan karya. Menurutnya karya adalah meditasi, caranya mengenal diri sendiri adalah dengan menari di kanvas. Setelah bincang-bincang kami para audiens dipersilahkan menikmati jamuan sembari mengikuti para seniman dalam menjelaskan karya yang dipajangnya.
Kegiatan yang terakhir adalah Upacara Kemerdekaan RI ke-78 Tahun
Dalam memeriahkan kemerdekaan tahun ini saya dan beberapa teman-teman kelas Pancasila EB mengikuti upacara di kampus, lebih tepatnya upacara diadakan di depan gedung rektorat. Dari jauh-jauh hari sebelumnya kami sudah dilatih oleh dosen kami Pak Andreas untuk semangat dalam menyanyikan lagu 17 Agustus. Pada hari h kami kumpul pukul delapan pagi, dan dibagikan bendera yang akan kami angkat ketika menyanyikan lagu 17 Agustus, lalu setelah itu kami dibariskan pukul 8.50 dan upacara tepat diadakan pada pukul sembilan pagi. Upacara berlangsung secara hikmat dan khusuk, PSM Unpar menyanyikan lagu-lagu dengan indah, sehingga kami ikut terbawa ke dalam lagu, para petugas dengan percaya diri dan yakin menjalani tugasnya sehingga acara berjalan dengan lancar, dan terdapat kejutan dengan beberapa mahasiswa yang membacakan puisi secara tiba-tiba sehingga membuat kami semua kaget dan kagum, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu 17 Agustus. Setelah itu upacara selesai dan kami dipersilahkan menikmati hidangan yang disajikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H