Dalam Islam, ajaran untuk merantau antara lain termaktub dalam Al-Quran Surat Al-Ankabut (29) ayat 20, ''Katakanlah, berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah MahaKuasa atas segala sesuatu.''
Rasulullah tercinta memerintahkan para orangtua untuk mengajari anak-anaknya berkuda dan berenang. Berkuda sekarang diterjemahkan sebagai keahlian menyetir kendaraan (mobil, kapal, pesawat, dsb).Â
Keutamaan Orang Merantau:
Tangguh
Orang merantau akan menghadapi banyak tantangan dan kegetiran hidup. Karena itu, para perantau di seluruh dunia terkenal sebagai kaum yang tangguh, gigih, ulet, dan pekerja keras. Semakin ketat persaingan, akan semakin kuat daya saing. Semakin keras tantangan, kian kuatlah daya tahan.
- Berilmu
Dengan meninggalkan ''sarang'' akan banyak ilmu, keterampilan dan pengalaman diperoleh. Berbekal ketiga hal itulah para pemimpi mendapat inspirasi untuk membangun bangsa dan memelopori aneka ragam kebajikan.
- Lebih bijak
Tak ada yang membantah bahwa orang-orang yang sering berjalan ke luar rumah, akan banyak menghirup udara segar. Ini tentu ''kata-kata bersayap'' untuk menunjukkan bahwa perantau pasti lebih berwawasan luas sehingga dapat berpikir lebih luwes. Para perantau dipandang lebih bisa memahami perbedaan dan lebih bijak dalam menatap masalah.
- Lebih terampil
Pola kebiasaan yang menjadi peradaban, otomatis akan terakumulasi segala kelebihan masing-masing budaya. Dengan demikian, memacu kreativitas perantau mengadopsi segala keunggulan, sehingga mereka lebih cepat menjadi manusia yang berkualitas dan terampil.
- Mandiri
Biasanya, di tanah kelahiran yang digadang-gadang kaya dengan sumber daya alam, segala sesuatu sudah tersedia. Ketiadaan yang melayani, yang menggaransi, membuat orang terlatih untuk mandiri. Kemandirian ini, kelak menjadi modal dasar membangun kepercayaan dan harga diri.
- Lebih nasionalis
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang hampir selalu menyertakan hati dalam setiap langkahnya, maka watak sentimental perantau adalah ''rindu kampung halaman''. Berbekal rasa rindu inilah lahir rasa cinta yang lebih dalam dan penghargaan yang tinggi terhadap ranah kelahiran, akan kehidupan, yaitu Tanah Air Pusaka.
Merantau bagi sebagian orang merupakan hal yang menantang. Karena jauh dari orangtua, menghadapi lingkungan baru, dan melakukan melakukan segalanya sendiri menjadi momen tak terlupakan.
Momen tersebut biasanya dimanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman dan melepas kerinduan bersama keluarga. Namun, keadaan juga yang membuat para perantau tak dapat pulang karena hal tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!