Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu: Aku Enggan Terbangun Walaupun Telah Hadir Mentari

21 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 21 Desember 2022   17:20 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu, engkaulah kebaikan sejati yang selalu menemani ke mana pun aku pergi karena telah terukir di prasasti hati 

Tak pernah terlupa di setiap bagian rumah ini ada makna tak akan terkubur masa 

Ibu yang telah menjadikan aku ada sampai hari ini dewasa belajar jadi manusia 

Ibu yang telah membuat dunia ini terasa berbeda dalam kasih yang setia

Ibu yang telah mengubah rumah ini menjadi surga berhias senyuman menghadirkan rasa nyaman  yang tak pernah berubah warna  

Di dapur selalu ada aroma wangi kebaikan terasa sehingga selalu ingin mencicipi setiap kala 

Engkau paling sibuk mengolah makanan yang aku suka, tetapi engkau rela makan yang tersisa 

Di atas kasur harum semerbak kasih belaianmu selalu kurasa merasuk ke dalam  jiwa 

Engkau biarkan aku tertidur dengan sukacita, sementara engkau  tidur di atas tikar pun rela 

Di ruang tamu tawa sukacita selalu ada, walaupun di sudut malam ketika semua mata terpejam engkau berlinang air mata 

Di kamar mandi memori tak pernah tersisa akan kesejukan tatapan matamu yang setia membuatku bahagia

Sementara engkau berkeringat sepanjang waktu mengurus keluarga 

Ibu, di  saat aku jauh dari rumah engkau selalu menyertai dengan doa 

Di dalam mimpi engkau selalu hadir sebagai bidadari yang lembut hati sehingga aku enggan terbangun lagi walaupun telah hadir mentari

@refleksihati, 18 Desember 2022 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun