Tidak. Ada bisikan kuat bahwa gol demi gol Mbappe untuk menyeimbangkan kedudukan hanya untuk menunda sejarah.Â
Karena Messi yang akan segera merasakan juara Piala Dunia di akhir kariernya sebagai pesepak bola.Â
Terjadilah ketika wasit asal Polandia , Szymon Marciniak meniup pluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Â Sah sudah Messi meraih Piala Dunia untuk pertama kali. Ketiga untuk Argentina. Setelah meraih pada 1978 dan 1986.
Ketika di grup perpesanan WhatsApp ada yang membagikan tulisan tentang prediksinya bahwa Argentina yang akan juara dunia, saya ikut terusik berkomentar tentang 'terawangan' saya  sebelum turnamen dimulai. Bahkan ketika tampil pertama sudah kalah. Keyakinan saya tak berkurang.Â
Entah mengapa saya menahan diri. Menyunggingkan senyum. Tiba-tiba malah muncul semacam pengingat diri.
Acap kali kita hendak menunjukkan kebenaran tentang diri sendiri, tanpa sadar justru sedang membesarkan keegoan.
Bukankah acap kali seperti ini yang terjadi?Â
Mana kala ada satu omongan yang benar tentang satu hal lantas jadi omongan dan pajangan agar seluruh dunia mengetahui.Â
Sebaliknya giliran 99 omongannya salah diam seribu basa seakan diam itu emas.
Beginilah dunia.
Bangga dengan kemampuan diri  memang tidak apa-apa. Namun, biasanya ada apa-apa yang menjadi penumpang. Yakni, si jumawa.Â
Rasa bangga dan jumawa bisa-bisa menjadi saudara kembar  tanpa kita menyadari. Dalam kerendahan hati bisa pula ketinggian hati bersembunyi.