Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Krisis Ekonomi dalam Omong Kosong

8 November 2022   08:07 Diperbarui: 8 November 2022   08:36 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari postwrap/pembuatlogo

Mengapa tanpa sadar hidup mengkhawatirkan apa yang belum terjadi dan yang sudah terjadi takpeduli?

Bukan sekali dua kali hidup dalam omong kosong ini

Hadir khawatir dari hari ke  hari 

Bakal ada krisis.yang lebih parah dari masa pandemi 

Para ahli dengan percaya diri memprediksi kondisi 

Bahwa 2023 akan terjadi kiamat ekonomi agar semua bersiap diri 

Prediksi yang selalu tepat menjadi referensi 

Mengabaikan omong kosong yang terjadi 

Kiriman video perihal ini tak sedikit membuat gundah hati

Ibarat baru sembuh dari sakit mesti mengalami sakit kembali 

"Bagaimana ini?"

Tanya seakan menakuti diri 

Yang pasti aku pun dengan percaya diri menyikapi

Aku akan bersiap diri dengan hidup dengan cara yang terbaik hari ini

Urusan esok lusa dan nanti biarlah terjadi karena punya jalannya sendiri

Tak perlu menakuti diri atas apa yang belum dijalani 

Sebelum mengalami lebih dahulu sudah rugi

Bukankah bodoh sekali? 

Sementara ada krisis nyata yang sedang terjadi tak menyadari: krisis moral yang ada pada diri sendiri

@refleksihati, 21 Oktober 2022 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun